2013, Ancol alokasikan capex Rp1 triliun
A
A
A
Sindonews.com - PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA), mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp1 triliun pada tahun ini.
Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Winarto mengungkapkan, belanja modal itu memang jauh lebih besar dari tahun sebelumnya karena langkah ekspansi perseroan pada tahun ini terbilang banyak.
"Selain kita bangun hotel dan kembangkan unit-unit yang ada di Ancol, kita juga berencana membangun destinasi baru di salah satu pantai di kawasan Jakarta Utara," ungkapnya di Ecopark, Ancol, Jakarta, Kamis (25/4/2013).
Sayangnya, Winarto belum bersedia menjelaskan secara detail aksi koorporasi pembangunan deatinasi baru tersebut. Pasalnya, saat ini pihaknya masih dalam proses kerja sama dan perizinan.
"Semua masih disiapkan, kita sedang jajaki proses kerjasamanya. Selain itu, kita juga sedang hitung nilai investasi yang dibutuhkan baik itu untuk pembangunannya, maupun pembebasan lahannya, serta menunggu proses perizinannya," jelasnya.
Dari nilai Rp1 triliun tersebut, lanjut Winarto, semua didapat dari kas internal, tanpa melibatkan pinjaman dari pihak lain.
"Semua dari internal, karena kita belum butuh melakukan peminjaman. Apalagi, rasio utang perseroan juga masih sangat kecil," pungkasnya.
Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Winarto mengungkapkan, belanja modal itu memang jauh lebih besar dari tahun sebelumnya karena langkah ekspansi perseroan pada tahun ini terbilang banyak.
"Selain kita bangun hotel dan kembangkan unit-unit yang ada di Ancol, kita juga berencana membangun destinasi baru di salah satu pantai di kawasan Jakarta Utara," ungkapnya di Ecopark, Ancol, Jakarta, Kamis (25/4/2013).
Sayangnya, Winarto belum bersedia menjelaskan secara detail aksi koorporasi pembangunan deatinasi baru tersebut. Pasalnya, saat ini pihaknya masih dalam proses kerja sama dan perizinan.
"Semua masih disiapkan, kita sedang jajaki proses kerjasamanya. Selain itu, kita juga sedang hitung nilai investasi yang dibutuhkan baik itu untuk pembangunannya, maupun pembebasan lahannya, serta menunggu proses perizinannya," jelasnya.
Dari nilai Rp1 triliun tersebut, lanjut Winarto, semua didapat dari kas internal, tanpa melibatkan pinjaman dari pihak lain.
"Semua dari internal, karena kita belum butuh melakukan peminjaman. Apalagi, rasio utang perseroan juga masih sangat kecil," pungkasnya.
(gpr)