Hapus utang, IATA akan jual sejumlah pesawat
A
A
A
Sindonews.com - PT Indonesia Air Transport Tbk (IATA) tahun ini menargetkan restrukturisasi keuangan supaya lebih sehat. Hal ini akan dilakukan dengan restrukturisasi utang bank, dan juga penjualan pesawat yang tidak efektif.
Setidaknya perseroan akan menjual beberapa pesawat senilai USD35 juta yang diharapkan dapat menekan jumlah utang. Selain itu, juga ditargetkan akan ada pemasukan senilai Rp342 miliar dari perpanjangan dua kontrak sewa pesawat. Selama ini perseroan fokuskan bisnis penyewaan pesawat di wilayah Kalimantan Timur.
"Di Kaltim potensi cukup tinggi karena jumlah bisnis pertambangan cukup tinggi dan transportasi masih sedikit," ujar Presiden Direktur dan CEO IATA, Syafril Nasution saat paparan publik di MNC Tower, Jumat (26/4/2013).
Tahun ini perseroan menargetkan akan melakukan pinjaman sindikasi mencapai USD19 juta, dari beberapa bank seperti Muamalat, Permata, Mandiri Syariah, dan lainnya.
Tidak hanya itu, anak usahanya MNC Infrastruktur Utama kedepannya juga akan menyasar beberapa proyek. Saat ini anak usaha tersebut akan fokus di proyek jetty coal di Kaltim dan juga Sumatera Selatan.
Namun berikutnya anak usaha ini akan merambah bisnis jalan tol, bandara udara, dan pembangkit listrik di kawasan tengah Indonesia. Saat ini masih dalam tahap penjajakan target ekspansi.
"Grup MNC ingin mengembangkan bisnis infrastruktur di bawah kami, sehingga saat ini dalam persiapan pengembangan bisnis," pungkasnya.
Setidaknya perseroan akan menjual beberapa pesawat senilai USD35 juta yang diharapkan dapat menekan jumlah utang. Selain itu, juga ditargetkan akan ada pemasukan senilai Rp342 miliar dari perpanjangan dua kontrak sewa pesawat. Selama ini perseroan fokuskan bisnis penyewaan pesawat di wilayah Kalimantan Timur.
"Di Kaltim potensi cukup tinggi karena jumlah bisnis pertambangan cukup tinggi dan transportasi masih sedikit," ujar Presiden Direktur dan CEO IATA, Syafril Nasution saat paparan publik di MNC Tower, Jumat (26/4/2013).
Tahun ini perseroan menargetkan akan melakukan pinjaman sindikasi mencapai USD19 juta, dari beberapa bank seperti Muamalat, Permata, Mandiri Syariah, dan lainnya.
Tidak hanya itu, anak usahanya MNC Infrastruktur Utama kedepannya juga akan menyasar beberapa proyek. Saat ini anak usaha tersebut akan fokus di proyek jetty coal di Kaltim dan juga Sumatera Selatan.
Namun berikutnya anak usaha ini akan merambah bisnis jalan tol, bandara udara, dan pembangkit listrik di kawasan tengah Indonesia. Saat ini masih dalam tahap penjajakan target ekspansi.
"Grup MNC ingin mengembangkan bisnis infrastruktur di bawah kami, sehingga saat ini dalam persiapan pengembangan bisnis," pungkasnya.
(gpr)