Siprus: Jasa perkapalan tulang punggung ekonomi
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Siprus Nicos Anastasiades mengundang sektor pelayaran untuk memainkan peran utama dalam pemulihan ekonomi.
Dalam Rapat Umum Tahunan Shipping Chamber Siprus ke-24 di Limassol, Anastasiades mengatakan, industri jasa pengiriman angkutan kapal tidak terpengaruh langsung krisis perbankan.
"Sektor pengiriman merupakan bagian penting 'tulang punggung' bagi perekonomian Siprus, yang saat ini tergantung di jalan pemulihan," ujarnya, seperti dilansir Cyprus Mail, Sabtu (27/4/2013).
Anastasiades mengemukakan, jasa pengiriman menyumbang sekitar 5,0 persen terhadap PDB. Atas alasan tersebut pemerintah bertekad memperkenalkan mekanisme yang diperlukan untuk melindungi sektor penting ini.
"Dalam keadaan seperti ini penciptaan posisi wakil sekretaris pengiriman sebagai suatu keharusan," tandasnya.
Seperti diketahui, saat ini Siprus menjadi salah satu anggota zona euro yang mengalami resesi terdalam. Berbagai pemotongan dilakukan demi mendapatkan bailout 10 miliar euro, yang memaksa mereka menutup bank terbesar kedua, Laiki dan memberlakukan bunga deposito besar.
Kondisi ini membuat ekonomi di pulau Mediterania tersebut menderita dalam beberapa tahun ke depan dengan meningkatnya jumlah pengangguran akibat PHK, dan larinya sejumlah investor yang khawatir dana mereka menjadi korban pemotongan.
Dalam Rapat Umum Tahunan Shipping Chamber Siprus ke-24 di Limassol, Anastasiades mengatakan, industri jasa pengiriman angkutan kapal tidak terpengaruh langsung krisis perbankan.
"Sektor pengiriman merupakan bagian penting 'tulang punggung' bagi perekonomian Siprus, yang saat ini tergantung di jalan pemulihan," ujarnya, seperti dilansir Cyprus Mail, Sabtu (27/4/2013).
Anastasiades mengemukakan, jasa pengiriman menyumbang sekitar 5,0 persen terhadap PDB. Atas alasan tersebut pemerintah bertekad memperkenalkan mekanisme yang diperlukan untuk melindungi sektor penting ini.
"Dalam keadaan seperti ini penciptaan posisi wakil sekretaris pengiriman sebagai suatu keharusan," tandasnya.
Seperti diketahui, saat ini Siprus menjadi salah satu anggota zona euro yang mengalami resesi terdalam. Berbagai pemotongan dilakukan demi mendapatkan bailout 10 miliar euro, yang memaksa mereka menutup bank terbesar kedua, Laiki dan memberlakukan bunga deposito besar.
Kondisi ini membuat ekonomi di pulau Mediterania tersebut menderita dalam beberapa tahun ke depan dengan meningkatnya jumlah pengangguran akibat PHK, dan larinya sejumlah investor yang khawatir dana mereka menjadi korban pemotongan.
(dmd)