Pesona batik yang menembus mancanegara

Minggu, 02 Juni 2013 - 19:02 WIB
Pesona batik yang menembus...
Pesona batik yang menembus mancanegara
A A A
Sindonews.com - Mengawali usaha dari meneruskan usaha keluarga dengan karyawan hanya tiga orang, kini usaha kerajinan batik yang dilego dengan merek "Pesona Batik Madura" telah menembus pasar internasional hingga ke Negeri Matahari Terbit, Jepang.

Siti Maimonah, sosok wanita paruh baya ini mengaku dirinya lahir sebagai generasi keempat dari keluarga pembatik tradisional Madura.

Hobinya membatik membawa Maimonah pada misi menghidupkan kembali batik Madura yang sudah mulai punah, dengan cara berinovasi dalam menciptakan motif-motif batik baru sekaligus mereproduksi motif lama menjadi bergaya moderen dan sesuai dengan minat masyarakat masa kini.

"Saya meneruskan warisan dari orang tua saya dalam membatik. Awalnya cuma hobi, setelah itu saya mulai mencintai hobi saya membatik," kata Maimonah, saat dikunjungi wartawan di galerinya di Bangkalan, Madura akhir pekan ini.

Komitmen tersebut kemudian semakin berkembang setelah PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) melirik usaha ini sebagai sebuah upaya pelestarian kekayaan budaya nusantara. Berbagai bentuk pembinaan yang diberikan SMGR, menjadi bekal dirinya menembus pasar internasional.

Beberapa negara yang telah dikenalkan hasil karya anak bangsa ini, seperti Jepang, Australia, Italia, Prancis, Thailand dan beberapa negara lainnya.

"Mulai tahun 1996 mengawali usaha, kemudian jadi mitra binaan sejak 2001. Alhamdulillah dibina Semen Indonesia, promosi dibantu, manajemen disekolahkan jadi kita bersyukur. Masuk Jepang tahun 2004 sampai sekarang. Sekitar 30 persen dari produksi kita diekspor ke sana. Selebihnya ke Jakarta dan Jogja, ada juga ke negara lain," papar dia.

Setelah dia bermitra dengan Semen Indonesia, usahanya semakin berkembang dengan mendapatkan beberapa kali dana segar dari perusahaan semen pelat merah tersebut.

"Kami dapat dana segar awal sebesar Rp15 juta dan Rp20 juta. Karena mulai berkembang, berikutnya kami juga mendapatkan dana sebesar Rp100 juta dari Semen Indonesia," ungkap Maimonah.

Dengan bekal binaan itu pula, Maimonah yang memulai perjuangannya dengan modal awal hanya Rp5 juta dan dibantu hanya tiga karyawan ini, kini mampu memberi penghidupan dalam bentuk lapangan kerja baru bagi lebih dari 400 orang dengan omset rata-rata mencapai Rp300 juta setiap bulannya.

"Karyawan saya sekarang ada 400 orang. Karyawan awalnya cuma tiga orang. Dulu saya mulai awalnya modal cuma Rp5 juta. Sekarang Alhamdulillah," ucap dia.

Di dalam negeri, produk Maimonah bisa diperoleh di sejumlah gerai penjualan yang tersebar di sejumlah tempat di Indonesia dengan merek dagang Pesona Batik Madura yang dibanderol pada kisaran harga bervariasi, mulai Rp60 ribu hingga Rp9 juta.

Saat ini, ada enam gerai, yang tersebar di Madura, Jakarta dan Surabaya. Mayoritas penjualan masih berada di Indonesia, seperti Jakarta, Bali, Jogja, Surabaya, dan lain-lain.

"Selain itu, kami juga melakukan penjualan ke luar negeri contohnya, Jepang, Thailand, Australia, Italia, dan sebagainya," jelas Maimonah.

Dipandang dari sisi sejarahnya batik Madura, Maimonah menjelaskan, memiliki nilai filosofis, dimana ciri kas dari batik Madura adalah warnanya yang cenderung cerah dan motifnya yang beragam.

"Karena kita ini dekat pantai, batiknya cenderung menggambarkan pesan-pesan perjuangan ditambah warna-warna yang cerah semakin memberi kekuatan," tegasnya.

Sementara yang membuat batik produksi Maimonah kian diminati pecinta batik luar negeri adalah kualitasnya yang sangat tinggi, sehingga pantas bila produk batiknya menjadi salah satu primadona kalangan pejabat dan ekspatriat.

"Prosesnya yang lumayan memakan waktu lama hingga berbulan-bulan, dan memiliki tingkat kesulitan tinggi. Kami membanderol harga per lembarnya bisa mencapai Rp7,5 juta. Itu saja yang kamu pegang harganya Rp9 jutaan," ucapnya ramah sembari menutup perbincangan.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0848 seconds (0.1#10.140)