Bulog siap lakukan operasi pasar
A
A
A
Sindonews.com - Untuk mengantisipasi lonjakan harga di bulan Ramadhan yang jatuh pada Juli mendatang, Perum Bulog Divre VII Sulselbar siap menggelar operasi pasar di kota Makassar dan sekitarnya.
Kepala Bulog Divre Tommy S Sikado mengatakan, saat ini stok beras masih sangat mencukupi, mencapai 280 ribu ton atau cukup sampai 38 bulan mendatang. Meski demikian, dia tidak memungkiri jika di bulan Ramadhan yang konsumsi masyarakat di atas rata-rata akan memicu para spekulan untuk memainkan harga.
"Kami siap lakukan operasi pasar kalau terjadi lonjakan harga di atas harga ketetapan pemerintah. Langkah seperti ini juga sudah kami lakukan sejak tahun-tahun sebelumnya," ungkap Tommy, Selasa (4/6/2013).
Untuk menentukan titik-titik pelaksanaan operasi pasar nantinya, lanjut dia, bergantung pada kondisi pasar dan kebutuhan masyarakat. Penentuan titik ini pula biasanya akan dikoordinasikan dengan Disperindag Sulsel.
Menurut Tommy, Bulog tidak akan menyiapkan kuota khusus untuk operasi pasar tersebut. Jika operasi pasar dilakukan, pihaknya hanya akan mengambil dari stok yang tersedia. Apalagi pihaknya juga yakin, jika stok itu akan terus bertambah, mengingat beberapa kabupaten di Sulsel juga dalam masa panen.
"Saat ini harga masih relatif stabil. Sehingga masyarakat tidak usah khawatir. Silakan jalani ibadah dengan khusyuk. Kalau pengalaman sebelumnya, sepekan sebelum Ramadhan pun, Bulog dan Disperindag biasanya kembali akan melakukan koordinasi," katanya.
Perum Bulog Divre Sulselbar sampai awal Juni tercatat mampu memasok 52 persen komoditas beras atau sekitar 280 ribu ton beras. Tahun ini pihaknya menargetkan mampu menyerap beras 500 ton dari produksi petani.
Tommy menuturkan, dalam upaya mencapai target penyerapan tersebut, Perum Bulog melakukan strategi dengan memberdayakan mitra kerja yang ada seperti mendorong peningkatan unit-unit pengolahan gabah dan membentuk tim Satuan Tugas khusus yang turun di petani-petani.
Secara umum, pasokan serapan beras Perum Bulog merata di setiap kabupaten yang ada di Sulsel, namun daerah yang memberikan konstribusi yang besar di antaranya Sidrap, Pinrang, Wajo, Bone dan Palopo.
“Tiap harinya Perum Bulog melakukan pembelian beras dari petani lebih dari 1000 ton. Pada panen pertama bulan Juni ini Perum Bulog optimis bisa melakukan serapan pembelian dari petani sampai 2.000 ton perharinya,” katanya.
Dari pemantaun di beberapa pasar tradisional, harga beras masih relative stabil. Di Pasar tradisional Daya misalnya harga beras dengan kemasan 25 kg dijual dengan harga Rp185 ribu. Sementara di pasar tradisional Antang untuk harga beras kualitas sedang dijual dengan harga Rp6.700 per kg dan kualitas nomor satu dijual dengan harga Rp7.000 perkilogram.
Kepala Bulog Divre Tommy S Sikado mengatakan, saat ini stok beras masih sangat mencukupi, mencapai 280 ribu ton atau cukup sampai 38 bulan mendatang. Meski demikian, dia tidak memungkiri jika di bulan Ramadhan yang konsumsi masyarakat di atas rata-rata akan memicu para spekulan untuk memainkan harga.
"Kami siap lakukan operasi pasar kalau terjadi lonjakan harga di atas harga ketetapan pemerintah. Langkah seperti ini juga sudah kami lakukan sejak tahun-tahun sebelumnya," ungkap Tommy, Selasa (4/6/2013).
Untuk menentukan titik-titik pelaksanaan operasi pasar nantinya, lanjut dia, bergantung pada kondisi pasar dan kebutuhan masyarakat. Penentuan titik ini pula biasanya akan dikoordinasikan dengan Disperindag Sulsel.
Menurut Tommy, Bulog tidak akan menyiapkan kuota khusus untuk operasi pasar tersebut. Jika operasi pasar dilakukan, pihaknya hanya akan mengambil dari stok yang tersedia. Apalagi pihaknya juga yakin, jika stok itu akan terus bertambah, mengingat beberapa kabupaten di Sulsel juga dalam masa panen.
"Saat ini harga masih relatif stabil. Sehingga masyarakat tidak usah khawatir. Silakan jalani ibadah dengan khusyuk. Kalau pengalaman sebelumnya, sepekan sebelum Ramadhan pun, Bulog dan Disperindag biasanya kembali akan melakukan koordinasi," katanya.
Perum Bulog Divre Sulselbar sampai awal Juni tercatat mampu memasok 52 persen komoditas beras atau sekitar 280 ribu ton beras. Tahun ini pihaknya menargetkan mampu menyerap beras 500 ton dari produksi petani.
Tommy menuturkan, dalam upaya mencapai target penyerapan tersebut, Perum Bulog melakukan strategi dengan memberdayakan mitra kerja yang ada seperti mendorong peningkatan unit-unit pengolahan gabah dan membentuk tim Satuan Tugas khusus yang turun di petani-petani.
Secara umum, pasokan serapan beras Perum Bulog merata di setiap kabupaten yang ada di Sulsel, namun daerah yang memberikan konstribusi yang besar di antaranya Sidrap, Pinrang, Wajo, Bone dan Palopo.
“Tiap harinya Perum Bulog melakukan pembelian beras dari petani lebih dari 1000 ton. Pada panen pertama bulan Juni ini Perum Bulog optimis bisa melakukan serapan pembelian dari petani sampai 2.000 ton perharinya,” katanya.
Dari pemantaun di beberapa pasar tradisional, harga beras masih relative stabil. Di Pasar tradisional Daya misalnya harga beras dengan kemasan 25 kg dijual dengan harga Rp185 ribu. Sementara di pasar tradisional Antang untuk harga beras kualitas sedang dijual dengan harga Rp6.700 per kg dan kualitas nomor satu dijual dengan harga Rp7.000 perkilogram.
(gpr)