IHSG miliki potensi melemah

Rabu, 05 Juni 2013 - 08:12 WIB
IHSG miliki potensi...
IHSG miliki potensi melemah
A A A
Sindonews.com - Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada masih mengindikasikan adanya kekhawatiran pelemahan meski pada perdagangan kemarin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tajam.

Dia memperkirakan, IHSG pada perdagangan hari ketiga pekan ini akan berada pada support 4.924-4.956 dan resistance 5.035-5.047.

Berpola menyerupai piercing line sentuh lower bollinger bands (LBB). MACD bergerak turun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic masih di area oversold.

"Laju IHSG yang sempat berada di bawah target support kami (4.942-4.969) sempat membuat khawatir akan terjadinya pelemahan lanjutan. Meski closing belum mencapai target resisten kami (5.068-5.076), namun diharapkan laju tersebut akan membuka peluang rebound terhadap IHSG yang memang sudah berada di area oversold," terang Reza, Rabu (5/6/2013).

Masih adanya sentimen negatif di bursa saham, kata Reza, membuat laju IHSG variatif. Sempat menguat di sesi awal, namun ditutup melemah di akhir sesi satu.

"Apalagi dengan posisi asing yang masih melanjutkan jualan membuat IHSG kian menjauhi level psikologis 5.000, level tertinggi pertama kali yang sangat diharapkan dan dicapai pada bulan April 2013," papar Reza.

Dengan posisi IHSG berada di bawah level psikologis tersebut membuat IHSG berada di bawah area oversold. Selain itu, menurut Reza, IHSG juga masih memiliki utang gap atas di level 5.056-5.069 yang belum ditutup pada perdagangan Selasa (4/6).

Mulai variatifnya kondisi pasar saham Asia yang didukung dengan penguatan tajam Nikkei dan positifnya pembukaan pasar saham Eropa membuat pasar kembali antusias dan akhirnya mampu ditutup di zona hijau.

Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 5.021,61 (level tertingginya) di akhir sesi 2 dan menyentuh level 4.936,56 (level terendahnya) di akhir sesi 1 dan berakhir di level 5.021,61.

Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.

Indeks saham Asia variatif dengan kenaikan tertinggi pada Nikkei pasca pelemahan Yen. Saham-saham perbankan dan konsumer memimpin kenaikan.

Selain itu, adanya rencana pemerintah Jepang untuk mengatur alokasi investasi Dapen agar lebih besar ke ekuitas dan tetapnya suku bunga Australia mendapat respon positif.

Pelaku pasar sempat bereaksi negatif pasca rilis berita perkiraan penurunan permintaan akan peralatan konsumen, namun mencoba berbalik arah dengan mempertimbangkan sudah rendahnya harga-harga saham karena berbagai sentimen negatif, terutama dari kekhawatiran akan penarikan stimulus The Fed.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9941 seconds (0.1#10.140)