IHSG sinyalkan potensi koreksi

Jum'at, 07 Juni 2013 - 08:11 WIB
IHSG sinyalkan potensi...
IHSG sinyalkan potensi koreksi
A A A
Sindonews.com - Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada memperkirakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan ini akan berada pada support 4.938-4.966 dan resistance 5.010-5.021.

Berpola menyerupai dragonfly doji sentuh lower bollinger bands (LBB). MACD bergerak turun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic masih di area oversold.

"Laju IHSG dapat ditutup diantara target support kami (4.956) dan target resisten (5.035) yang menandakan masih adanya dorongan beli yang menahan agar IHSG tidak terlalu jatuh. Diharapkan dorongan tersebut masih akan ada jelang akhir pekan ini, sehingga IHSG tetap bertahan di atas level 5.000," ujar Reza, Jumat (7/6/2013).

Pada perdagangan Rabu lalu, belum kondusifnya kondisi pasar membuat pelaku pasar masih menjauh dari bursa saham. Di sisi lain, masih jualannya pelaku pasar asing, merahnya penutupan mayoritas bursa saham Asia dan pembukaan pasar Eropa membuat kondisi yang ada turut menambah ketidaknyamanan di pasar.

"Harapan kami akan terjadinya peluang rebound pun tidak terjadi. Padahal, jika dilihat secara teknikal, posisi IHSG (Rabu lalu) telah berada di area oversold, namun belum terlihat adanya tanda-tanda upreversal secara signifikan," tandasnya.

Penguatan yang terjadi sebelumnya justru tidak mengonfirmasi adanya kenaikan lanjutan seperti yang diharapkan dan dimanfaatkan untuk profit taking.

Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 5.002,93 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4.952,76 (level terendahnya) juga di awal sesi 1 dan berakhir di level 5.001,22.

Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.

Indeks saham Asia Rabu (5/6) kompak mayoritas melemah setelah terimbas pelemahan bursa saham AS dan Eropa serta pernyataan PM Jepang, Shinzo Abe (SA), yang ditanggapi negatif.

SA mengungkapkan untuk lebih menarik investasi di sektor swasta dan menghilangkan segala hambatan untuk aktivitas korporasi termasuk menarik dana asing hingga senilai 35 triliun yen (USD350 miliar), mengubah struktur lahan pertanian dan mengumumkan proposal untuk dana pensiun agar meningkatkan alokasi ekuitasnya.

Akan tetapi, rencana ini baru dapat terealisasi setelah pemilu bulan untuk Majelis Tinggi. Sementara pada Kamis (6/6), bursa saham Asia masih melanjutkan pelemahannya setelah terimbas pelemahan bursa saham AS pasca rilis pertumbuhan factory orders dan ADP employment change-nya di bawah estimasi.

Di sisi lain, turunnya trade balance Australia turut menambah sentimen negatif Bursa saham Eropa Rabu (5/6) berbalik melemah setelah pelaku pasar mengkhawatirkan waktu penarikan bond buying program The Fed.

Kekhawatiran ini muncul setelah Kepala The Fed Kansas City, Esther George, berkeinginan agar The Fed dapat memperlambat program tersebut.

Di sisi lain, masih terkontraksinya level market service PMI Jerman dan zona Eropa serta turunnya retail sales YoY zona Eropa dan Perancis turut direspon negatif. Bursa saham AS Rabu(5/6) masih di zona merah setelah terimbas penurunan bursa saham Asia dan Eropa.

Di sisi lain, rilis pertumbuhan ADP Employment Change, factory orders, dan nonfarm productivity di bawah estimasi memberikan sentimen negatif. Apalagi dengan rilis kenaikan ISM non-manufacturing PMI yang justru
kembali memunculkan kembali spekulasi terhadap pengurangan stimulus The Fed.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0839 seconds (0.1#10.140)