Hatta setuju pegawai pajak dan bea cukai ditambah
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa mengaku setuju apabila jumlah pegawai Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai ditambah.
Namun demikian, dia meminta tambahan tersebut harus diisi oleh orang-orang yang memiliki integritas dan kualitas bagus.
"Saya sangat setuju bahwa Ditjen Pajak dan Bea Cukai itu personilnya harus diperbanyak. Tapi juga tidak sekedar menambah tapi juga mengisinya dengan orang-orang yang berkualitas, integritas dan memahami tugas-tugasnya, yakni mengawal pendapatan negara," ujarnya di gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (7/6/2013).
Hatta mengakui masih banyak sekali potensi-potensi pendapatan negara dari pajak yang perlu digali dan bukan saja pendalaman tapi juga pelebaran wajib pajak.
"Kalau kita mau lihat ya middle class Indonesia ini jumlahnya sekarang di atas 55 juta jiwa. Coba kita lihat sekarang, yang memiliki NPWP berapa banyak? Artinya masih banyak potensi yang harus digali," katanya.
Demikian halnya dengan Ditjen Bea Cukai, Hatta juga meminta tambahan pegawai bea cukai karena potensi penerimaan negara dari bea cukai juga cukup besar dan belum tercover semuanya.
"Salah satu instrumen pendapatan negara non pajak itu adalah bea cukai. Ini juga perlu peningkatan personilnya. Di mana daerah-daerah potensi peningkatan pendapatan negara besar sekali," tuturnya.
Hatta menyebut pegawai bea cukai akan mengawal pelabuhan-pelabuhan tikus yang rawan pelanggaran berupa hilangnya potensi pendapatan negara. Sehingga dengan penambahan pegawai ini diharapkan seluruh pelabuhan akan menghasilkan penerimaan bagi negara.
"Pelabuhan-pelabuhan tikus, atau katakanlah pelabuhan yang memerlukan pengawasan bea cukai itu juga potensi-potensi hilangnya pendapatan negara yang perlu kita perhatikan," pungkas dia.
Namun demikian, dia meminta tambahan tersebut harus diisi oleh orang-orang yang memiliki integritas dan kualitas bagus.
"Saya sangat setuju bahwa Ditjen Pajak dan Bea Cukai itu personilnya harus diperbanyak. Tapi juga tidak sekedar menambah tapi juga mengisinya dengan orang-orang yang berkualitas, integritas dan memahami tugas-tugasnya, yakni mengawal pendapatan negara," ujarnya di gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (7/6/2013).
Hatta mengakui masih banyak sekali potensi-potensi pendapatan negara dari pajak yang perlu digali dan bukan saja pendalaman tapi juga pelebaran wajib pajak.
"Kalau kita mau lihat ya middle class Indonesia ini jumlahnya sekarang di atas 55 juta jiwa. Coba kita lihat sekarang, yang memiliki NPWP berapa banyak? Artinya masih banyak potensi yang harus digali," katanya.
Demikian halnya dengan Ditjen Bea Cukai, Hatta juga meminta tambahan pegawai bea cukai karena potensi penerimaan negara dari bea cukai juga cukup besar dan belum tercover semuanya.
"Salah satu instrumen pendapatan negara non pajak itu adalah bea cukai. Ini juga perlu peningkatan personilnya. Di mana daerah-daerah potensi peningkatan pendapatan negara besar sekali," tuturnya.
Hatta menyebut pegawai bea cukai akan mengawal pelabuhan-pelabuhan tikus yang rawan pelanggaran berupa hilangnya potensi pendapatan negara. Sehingga dengan penambahan pegawai ini diharapkan seluruh pelabuhan akan menghasilkan penerimaan bagi negara.
"Pelabuhan-pelabuhan tikus, atau katakanlah pelabuhan yang memerlukan pengawasan bea cukai itu juga potensi-potensi hilangnya pendapatan negara yang perlu kita perhatikan," pungkas dia.
(izz)