Chatib: Kondisi global sebabkan rupiah melemah
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Keuangan (Menkeu), M Chatib Basri mengatakan, situasi global yang masih tidak menentu telah memengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Di mana nilai tukar rupiah melemah hingga menyentuh Rp9.966 per dolar AS.
"Ya saya tetap melihat ketidakpastian situasi global masih begitu tinggi yang kemudian akan berpengaruh kepada investor dan persepsinya mengenai ini," ujarnya di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (10/6/2013).
Chatib mengutarakan bahwa hal ini bukan saja terjadi di Indonesia tetapi di ASEAN. "Sebetulnya ini fenomena di financial market yang tidak hanya terjadi di sini, beberapa tempat di region (ASEAN) juga terjadi," ujarnya.
Sementara, terkait dengan pengaruh defisit perdagangan April sebesar USD1,62 miliar terhadap nilai tukar rupiah, Chatib tidak menolak alasan tersebut.
Namun, dia juga berjanji ketika harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dinaikkan maka nilai tukar rupiah akan menguat.
"Kalau mengenai bahwa persepsi (defisit) current account kan mungkin ada anggapan juga, karena neraca perdagangan kita latest kita dari BPS kemarin defisit USD1,6 miliar. Tapi saya melihat bahwa kalau BBM ini dinaikkan bisa menjadi address yang baik," terang dia.
Fenomena-fenomena tersebut, kata Chatib, masih menimbulkan tekanan pada rupiah walaupun sempat melihat rupiah menguat dua hari lalu.
"Memang fenomena ini masih menimbulkan pressure pada rupiah, tapi kalau dilihat dua hari kemarin, justru dolarnya mengalami pelemahan dan rupiah malah menguat," pungkas dia.
"Ya saya tetap melihat ketidakpastian situasi global masih begitu tinggi yang kemudian akan berpengaruh kepada investor dan persepsinya mengenai ini," ujarnya di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (10/6/2013).
Chatib mengutarakan bahwa hal ini bukan saja terjadi di Indonesia tetapi di ASEAN. "Sebetulnya ini fenomena di financial market yang tidak hanya terjadi di sini, beberapa tempat di region (ASEAN) juga terjadi," ujarnya.
Sementara, terkait dengan pengaruh defisit perdagangan April sebesar USD1,62 miliar terhadap nilai tukar rupiah, Chatib tidak menolak alasan tersebut.
Namun, dia juga berjanji ketika harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dinaikkan maka nilai tukar rupiah akan menguat.
"Kalau mengenai bahwa persepsi (defisit) current account kan mungkin ada anggapan juga, karena neraca perdagangan kita latest kita dari BPS kemarin defisit USD1,6 miliar. Tapi saya melihat bahwa kalau BBM ini dinaikkan bisa menjadi address yang baik," terang dia.
Fenomena-fenomena tersebut, kata Chatib, masih menimbulkan tekanan pada rupiah walaupun sempat melihat rupiah menguat dua hari lalu.
"Memang fenomena ini masih menimbulkan pressure pada rupiah, tapi kalau dilihat dua hari kemarin, justru dolarnya mengalami pelemahan dan rupiah malah menguat," pungkas dia.
(izz)