Matahari Departemen Store tak bagi dividen
A
A
A
Sindonews.com - Rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) menyetujui alokasi laba bersih 2012 sebesar Rp105,4 miliar untuk cadangan wajib, sehingga perseroan tidak membagikan dividen untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.
"RUPS telah menyetujui penggunaan keuntungan perseroan untuk tahun buku 2012 sebesar Rp770,9 miliar, yaitu sebesar Rp105,4 miliar untuk dana cadangan wajib guna memenuhi ketentuan dalam Pasal 70 UUPT agar mencapai 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan sisanya sebesar Rp665,4 miliar untuk laba ditahan perseroan," ujar Wakil Presiden Direktur dan CEO perseroan, Michael Remsen dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/6/2013).
Dalam RUPS tersebut, direksi perseroan melaporkan bahwa perseroan telah mencatat total penjualan kotor 2012 sebesar Rp10,9 trilliun, naik 17,7 persen dibanding 2011 dan strong same store sales growth (SSSG) 2012 sebesar 11,1 persen. "Laba bersih 2012 naik 65,6 persen menjadi Rp 770,9 miliar," katanya.
Sementara untuk kuartal I tahun 2013, perseroan telah mencatatkan laba bersih naik 82,8 persen menjadi Rp 82,2 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu.
"RUPS telah menyetujui penggunaan keuntungan perseroan untuk tahun buku 2012 sebesar Rp770,9 miliar, yaitu sebesar Rp105,4 miliar untuk dana cadangan wajib guna memenuhi ketentuan dalam Pasal 70 UUPT agar mencapai 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan sisanya sebesar Rp665,4 miliar untuk laba ditahan perseroan," ujar Wakil Presiden Direktur dan CEO perseroan, Michael Remsen dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/6/2013).
Dalam RUPS tersebut, direksi perseroan melaporkan bahwa perseroan telah mencatat total penjualan kotor 2012 sebesar Rp10,9 trilliun, naik 17,7 persen dibanding 2011 dan strong same store sales growth (SSSG) 2012 sebesar 11,1 persen. "Laba bersih 2012 naik 65,6 persen menjadi Rp 770,9 miliar," katanya.
Sementara untuk kuartal I tahun 2013, perseroan telah mencatatkan laba bersih naik 82,8 persen menjadi Rp 82,2 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu.
(rna)