Bangun power plant, CNKO siapkan USD260 juta
A
A
A
Sindonews.com – Emiten tambang batu bara, PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) menyiapkan anggaran sebesar USD260 juta untuk mengembangkan lini usaha pembangkit listrik (power plant) di Ibu Kota Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, dengan kapasitas sebesar 2x65 megawatt (MW).
Presiden Direktur CNKO, Henry H Sitanggang mengatakan bahwa pembangunan power plant tersebut ditargetkan mulai dibangun pada tahun depan dan diharapkan telah beroperasi pada 2016 mendatang. Pengembangan lini usaha itu, seiring meningkatnya kebutuhan energi listrik di dalam negeri.
“Kebutuhan energi listrik nasional setiap tahun meningkat sebesar 20 persen, lini usaha pembangkit listrik memang bagus prospeknya ke depan. Harapan kita bisa menghasilkan energi listrik hingga 5.000 MW,” kata Henry saat dihubungi di Jakarta, Senin (17/6/2013).
Dengan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) tersebut, perseroan menargetkan dapat memperoleh kapasitas energi listrik sebesar 200 MW pada akhir 2016. Sebagai catatan, CNKO telah memiliki pembangkit listrik dengan kapasitas 2X7 MW di wilayah Pangkalan Bun. Selain itu, perseroan juga menambah dua PLTU dengan masing-masing kapasitas sebesar 2x7 MW di wilayah Rengat dan Tembilahan, Provinsi Riau.
Mengenai sumber pendanaan, Henry menjelaskan, berasal dari pinjaman perbankan luar negeri. Meskipun masih belum menunjuk salah satu bank, tetapi kata dia, bank asing ini berasal dari wilayah regional Asean. Alasan pemilihan pinjaman dari bank asing karena bunga yang lebih rendah.
“Dari kebutuhan investasi sebesar USD260 juta, sebagian besar atau 70 persen akan digunakan untuk pembiayaan mechanical electrical, sedangkan sisanya 30 persen untuk civil work. Saat ini, kami telah mengakusisi lahan di Pangkalan Bun dengan luas mencapai 30 hektare (ha),” tambahnya.
Presiden Direktur CNKO, Henry H Sitanggang mengatakan bahwa pembangunan power plant tersebut ditargetkan mulai dibangun pada tahun depan dan diharapkan telah beroperasi pada 2016 mendatang. Pengembangan lini usaha itu, seiring meningkatnya kebutuhan energi listrik di dalam negeri.
“Kebutuhan energi listrik nasional setiap tahun meningkat sebesar 20 persen, lini usaha pembangkit listrik memang bagus prospeknya ke depan. Harapan kita bisa menghasilkan energi listrik hingga 5.000 MW,” kata Henry saat dihubungi di Jakarta, Senin (17/6/2013).
Dengan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) tersebut, perseroan menargetkan dapat memperoleh kapasitas energi listrik sebesar 200 MW pada akhir 2016. Sebagai catatan, CNKO telah memiliki pembangkit listrik dengan kapasitas 2X7 MW di wilayah Pangkalan Bun. Selain itu, perseroan juga menambah dua PLTU dengan masing-masing kapasitas sebesar 2x7 MW di wilayah Rengat dan Tembilahan, Provinsi Riau.
Mengenai sumber pendanaan, Henry menjelaskan, berasal dari pinjaman perbankan luar negeri. Meskipun masih belum menunjuk salah satu bank, tetapi kata dia, bank asing ini berasal dari wilayah regional Asean. Alasan pemilihan pinjaman dari bank asing karena bunga yang lebih rendah.
“Dari kebutuhan investasi sebesar USD260 juta, sebagian besar atau 70 persen akan digunakan untuk pembiayaan mechanical electrical, sedangkan sisanya 30 persen untuk civil work. Saat ini, kami telah mengakusisi lahan di Pangkalan Bun dengan luas mencapai 30 hektare (ha),” tambahnya.
(rna)