Bank Mayapada terbitkan obligasi subordinasi Rp700 M
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) melakukan penawaran umum obligasi subordinasi (subdebt) senilai Rp700 miliar. Obligasi tersebut ditawarkan dengan tenor tujuh tahun.
Penjamin pelaksana emisi yang ditunjuk perseroan adalah Victoria Securities Indonesia dan RHB OSK Securities Indonesia dengan wali amanat Bank Mega. Obligasi ini memasuki masa penawaran awal (book building) pada 17-21 Juni 2013, efektif pada 27 Juni, penawaran umum pada 28 Juni-4 Juli dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Juli.
Dana hasil subdebt ini akan digunakan sebagai modal pelengkap level bawah (lower tier 2 capital) sesuai dengan ketentuan Bank Indoensia (BI) dan seluruhnya akan dipergunakan untuk memperkokoh struktur permodalan dan untuk ekspansi usaha, yakni penyaluran kredit.
Direktur Utama MAYA Haryono Tjahjarijadi mengatakan, tingkat bunga dari obligasi tersebut ditawarkan berkisar antara 10,5 persen sampai 11,5 persen per tahun.
"Pembayaran bunga akan dilakukan setiap tiga bulan (triwulan), sedangkan pelunasan obligasi akan dilakukan penuh pada pembayaran bunga terakhir (Bullet Payment)," ujar Haryono dalam paparan publiknya di Jakarta, Senin (17/6/2013).
Perseroan disebutnya telah memperoleh peringkat kredit korporasi idA- (single A minus) dan peringkat obligasi subordinasi idBBB+ (triple B plus) yang diterbitkan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
"Peringkat ini menggambarkan kondisi keuangan Bank yang kuat yang dibuktikan dengan kualitas aset yang semakin baik serta dukungan dari pemegang saham mayoritas," ujar Haryono.
Tidak hanya itu, menurut Haryono penerbitan obligasi ini akan mendukung ekspansi usaha Bank terlebih untuk dapat mengoptimalkan pemberian fasilitas pinjaman kepada nasabah.
Perseroan sendiri menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini dapat tumbuh 30 persen atau senilai Rp16,5 triliun. "Kita targetkan ritel komersil tumbuh 30 persen, sama seperti tahun-tahun sebelumnya," ungkapnya.
Menurutnya, saat ini perseroan masih belum tumbuh besar, sehingga dia akan terus melakukan monitoring jangka panjang dan juga fokus melakukan monitoring jangka pendek kedepannya.
Sementara itu, Direktur Victoria Securities Indonesia, Setiawan Budiman mengungkapkan, peringkat B+ sampai BBB+ penempatan di market kecil dan banyak peminatnya seperti institusi dan korporasi. Investor akan melihat track record penerbitan obligasi sebelumnya yang bagus.
"Banyak pihak yang mencari. Kupon double digit tapi dengan resiko yang manageable (dapat dikendalikan). Target utama investor kita untuk institusi finansial dalam negeri saja," jelasnya.
Dia mengaku optimistis obligasi suboridnasi ini akan terserap semua. Dia menjelaskan, kalau market melihat self confidence dari Bank Mayapada, karena ini adalah penerbitan obligasi yang ketiga. "Selama ini suplai obligasi dari B+ sampai BBB+ kurang banyak, dan paling banyak dari di atas peringkat AAA," jelasnya.
Penjamin pelaksana emisi yang ditunjuk perseroan adalah Victoria Securities Indonesia dan RHB OSK Securities Indonesia dengan wali amanat Bank Mega. Obligasi ini memasuki masa penawaran awal (book building) pada 17-21 Juni 2013, efektif pada 27 Juni, penawaran umum pada 28 Juni-4 Juli dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Juli.
Dana hasil subdebt ini akan digunakan sebagai modal pelengkap level bawah (lower tier 2 capital) sesuai dengan ketentuan Bank Indoensia (BI) dan seluruhnya akan dipergunakan untuk memperkokoh struktur permodalan dan untuk ekspansi usaha, yakni penyaluran kredit.
Direktur Utama MAYA Haryono Tjahjarijadi mengatakan, tingkat bunga dari obligasi tersebut ditawarkan berkisar antara 10,5 persen sampai 11,5 persen per tahun.
"Pembayaran bunga akan dilakukan setiap tiga bulan (triwulan), sedangkan pelunasan obligasi akan dilakukan penuh pada pembayaran bunga terakhir (Bullet Payment)," ujar Haryono dalam paparan publiknya di Jakarta, Senin (17/6/2013).
Perseroan disebutnya telah memperoleh peringkat kredit korporasi idA- (single A minus) dan peringkat obligasi subordinasi idBBB+ (triple B plus) yang diterbitkan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
"Peringkat ini menggambarkan kondisi keuangan Bank yang kuat yang dibuktikan dengan kualitas aset yang semakin baik serta dukungan dari pemegang saham mayoritas," ujar Haryono.
Tidak hanya itu, menurut Haryono penerbitan obligasi ini akan mendukung ekspansi usaha Bank terlebih untuk dapat mengoptimalkan pemberian fasilitas pinjaman kepada nasabah.
Perseroan sendiri menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini dapat tumbuh 30 persen atau senilai Rp16,5 triliun. "Kita targetkan ritel komersil tumbuh 30 persen, sama seperti tahun-tahun sebelumnya," ungkapnya.
Menurutnya, saat ini perseroan masih belum tumbuh besar, sehingga dia akan terus melakukan monitoring jangka panjang dan juga fokus melakukan monitoring jangka pendek kedepannya.
Sementara itu, Direktur Victoria Securities Indonesia, Setiawan Budiman mengungkapkan, peringkat B+ sampai BBB+ penempatan di market kecil dan banyak peminatnya seperti institusi dan korporasi. Investor akan melihat track record penerbitan obligasi sebelumnya yang bagus.
"Banyak pihak yang mencari. Kupon double digit tapi dengan resiko yang manageable (dapat dikendalikan). Target utama investor kita untuk institusi finansial dalam negeri saja," jelasnya.
Dia mengaku optimistis obligasi suboridnasi ini akan terserap semua. Dia menjelaskan, kalau market melihat self confidence dari Bank Mayapada, karena ini adalah penerbitan obligasi yang ketiga. "Selama ini suplai obligasi dari B+ sampai BBB+ kurang banyak, dan paling banyak dari di atas peringkat AAA," jelasnya.
(gpr)