Apindo desak pemerintah redam gejolak BBM
A
A
A
Sindonews.com - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Magelang, Jawa Tengah (Jateng) mendesak pemerintah untuk segera menentukan langkah untuk meredam gejolak pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Magelang, Edi Sutrisno mengatakan, upaya tersebut dilakukan sebagai antisipasi terjadinya gejolak penolakan yang terjadi.
Menurutnya, kebijakan pemerintah menaikan harga BBM memang cukup tepat. Di tengah semakin membengkaknya biaya subsidi BBM dan menipisnya cadangan minyak bumi, sudah saatnya harga BBM dinaikan.
"Secara umum para pengusaha setuju atas kenaikan harga itu. Namun, kami juga meminta pemerintah agar ada langkah yang tepat pasca kenaikan itu. Terutama, untuk meredam terjadinya gejolak yang berlebihan akibat kenaikan BBM," ujar dia di kantornya, Selasa (18/6/2013).
Anggota DPRD Kota Magelang itu menuturkan, selain langkah meredam gejolak, pemerintah juga diminta terus memperbaiki infrastruktur di tiap daerah. Misalnya, akses jalan, jaringan listrik, dan dukungan terhadap peningkatan geliat industri.
"Masih banyak daerah dengan kondisi jalan kurang baik. Termasuk di Magelang, terutama jalan-jalan utama yang menjadi akses utama masyarakat. Kalau infrastruktur masih jelek, biaya yang ditanggung masyarakat akan terus membesar," terangnya.
Sementara, terkait program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), Edi menyatakan, bantuan yang diberikan sebagai kompensasi kenaikan BBM itu harus tepat sasaran. Sehingga, tidak memunculkan masalah baru di kemudian hari seperti pengalaman sebelumnya.
"Tidak dipungkiri, BLSM jadi salah satu pintu tindak kriminal. Kemungkinan ini harus bisa diantisipasi dengan sistem penyaluran BLSM yang baik dari hulu ke hilir. Kami khawatir akan terjadi dampak sosial yang tidak kecil apabila penyaluran BLSM buruk," papar dia.
Ketua Klaster Karya Boga Kota Magelang, Hasanuddin mengaku, kenaikan harga BBM akan semakin memberatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebab, biaya produksi akan membengkak, apalagi pada April tarif dasar listrik (TDL) sudah naik.
"Saat TDL naik, beban biaya kami makin besar. Lah, sekarang harga BBM dinaikan, ya jelas akan bertambah berat. Belum lagi, nantinya pasti harga bahan baku dan kebutuhan pokok ikut terkerek naik. Kalau bisa dibatalkan, kami harap harga BBM batal naik," kata Hasanuddin.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Magelang, Edi Sutrisno mengatakan, upaya tersebut dilakukan sebagai antisipasi terjadinya gejolak penolakan yang terjadi.
Menurutnya, kebijakan pemerintah menaikan harga BBM memang cukup tepat. Di tengah semakin membengkaknya biaya subsidi BBM dan menipisnya cadangan minyak bumi, sudah saatnya harga BBM dinaikan.
"Secara umum para pengusaha setuju atas kenaikan harga itu. Namun, kami juga meminta pemerintah agar ada langkah yang tepat pasca kenaikan itu. Terutama, untuk meredam terjadinya gejolak yang berlebihan akibat kenaikan BBM," ujar dia di kantornya, Selasa (18/6/2013).
Anggota DPRD Kota Magelang itu menuturkan, selain langkah meredam gejolak, pemerintah juga diminta terus memperbaiki infrastruktur di tiap daerah. Misalnya, akses jalan, jaringan listrik, dan dukungan terhadap peningkatan geliat industri.
"Masih banyak daerah dengan kondisi jalan kurang baik. Termasuk di Magelang, terutama jalan-jalan utama yang menjadi akses utama masyarakat. Kalau infrastruktur masih jelek, biaya yang ditanggung masyarakat akan terus membesar," terangnya.
Sementara, terkait program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), Edi menyatakan, bantuan yang diberikan sebagai kompensasi kenaikan BBM itu harus tepat sasaran. Sehingga, tidak memunculkan masalah baru di kemudian hari seperti pengalaman sebelumnya.
"Tidak dipungkiri, BLSM jadi salah satu pintu tindak kriminal. Kemungkinan ini harus bisa diantisipasi dengan sistem penyaluran BLSM yang baik dari hulu ke hilir. Kami khawatir akan terjadi dampak sosial yang tidak kecil apabila penyaluran BLSM buruk," papar dia.
Ketua Klaster Karya Boga Kota Magelang, Hasanuddin mengaku, kenaikan harga BBM akan semakin memberatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebab, biaya produksi akan membengkak, apalagi pada April tarif dasar listrik (TDL) sudah naik.
"Saat TDL naik, beban biaya kami makin besar. Lah, sekarang harga BBM dinaikan, ya jelas akan bertambah berat. Belum lagi, nantinya pasti harga bahan baku dan kebutuhan pokok ikut terkerek naik. Kalau bisa dibatalkan, kami harap harga BBM batal naik," kata Hasanuddin.
(izz)