Pemerintah pastikan stok pangan aman
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Koordinator bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Hatta Rajasa menyatakan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak menganggu kelancaran stok pangan menjelang bulan puasa.
"Stok (pangan) aman, kalau ada inflasi akibat kenaikan BBM akan kami kendalikan karena sifatnya pun sementara. Wajarlah ada kenaikan harga pangan jelang Ramadhan dan hari-hari besar keagamaan," terang Hatta di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (20/6/2013).
Pernyataan tegas Hatta tersebut sekalibus menepis berbagai tanggapan miring perihal potensi timbulnya efek domino atas diberlakukannya kenaikan harga BBM bersubsidi mejelang hari raya nasional.
Sebelumnya Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang berpendapat bahwa momentum yang dipilih pemerintah untuk menerapkan kenaikan harga BBM sebagai waktu yang tidak tepat.
"Kenaikan BBM waktunya kurang tepat, seharusnya awal tahun 2012 atau setelah Lebaran," ujar Sarman.
Pernyataan tersebut, lanjut dia, didasarkan atas kondisi faktual di masyarakat. Pada waktu tersebut bertepatan dengan momentum hari raya, dimana harga-harga kebutuhan pokok cenderung meningkat.
Dengan adanya kenaikan harga BBM ini, maka beban masyarakat akan semakin tinggi karena kenaikan harga kebutuhan pokok akan berimbas lebih buruk lagi.
"Secara psikologi pasar dengan kenaikan BBM menjelang Lebaran maka kenaikan bahan bahan pokok dikhawatirkan mencapai tiga kali lipat dari harga normal, disisi lain waktunya bersamaan dengan Tahun ajaran baru," tandasnya.
"Stok (pangan) aman, kalau ada inflasi akibat kenaikan BBM akan kami kendalikan karena sifatnya pun sementara. Wajarlah ada kenaikan harga pangan jelang Ramadhan dan hari-hari besar keagamaan," terang Hatta di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (20/6/2013).
Pernyataan tegas Hatta tersebut sekalibus menepis berbagai tanggapan miring perihal potensi timbulnya efek domino atas diberlakukannya kenaikan harga BBM bersubsidi mejelang hari raya nasional.
Sebelumnya Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang berpendapat bahwa momentum yang dipilih pemerintah untuk menerapkan kenaikan harga BBM sebagai waktu yang tidak tepat.
"Kenaikan BBM waktunya kurang tepat, seharusnya awal tahun 2012 atau setelah Lebaran," ujar Sarman.
Pernyataan tersebut, lanjut dia, didasarkan atas kondisi faktual di masyarakat. Pada waktu tersebut bertepatan dengan momentum hari raya, dimana harga-harga kebutuhan pokok cenderung meningkat.
Dengan adanya kenaikan harga BBM ini, maka beban masyarakat akan semakin tinggi karena kenaikan harga kebutuhan pokok akan berimbas lebih buruk lagi.
"Secara psikologi pasar dengan kenaikan BBM menjelang Lebaran maka kenaikan bahan bahan pokok dikhawatirkan mencapai tiga kali lipat dari harga normal, disisi lain waktunya bersamaan dengan Tahun ajaran baru," tandasnya.
(rna)