BBM Mahal, Pedagang Pasar Pastikan Harga Sembako Ikut Naik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga kebutuhan pokok alias sembako di pasar tradisional dipastikan akan naik seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi sejak akhir pekan lalu.
"Orang selalu berasumsi kalau kenaikan harga BBM itu pasti kebutuhan pokok harganya akan naik. Kalau prediksi kami, kemungkinan besar akan mengikuti kenaikan, itu, kita pastikan," ujar Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sudaryono saat dihubungi MNC Portal Indonesia (MPI), Senin (5/9/2022).
Menurut dia, hal itu karena imbas dari naiknya harga BBM yang mengerek biaya logistik dan akhirnya merembet pada modal pedagang.
Berdasarkan catatan APPSI, peran angkutan logistik menyumbang sekitar 2-5% dari struktur harga kebutuhan pokok.
Misalnya beras harganya Rp10.000, itu sudah termasuk ongkos distribusi dari Jawa sampai ke Jakarta misalnya di kisaran Rp200-300 atau sekitar 2-3%.
"Jadi sebetulnya biaya logistik ini kalau dibandingkan dengan struktur harga yang tercapai pada komoditi tertentu itu misalnya menyumbang tidak lebih dari 5%," ucap
Sudaryono.
Lantaran faktor logistik tersebut, sambung dia, para pedagang mau tidak mau bakal menaikkan harga jualnya demi memperoleh keuntungan.
Terlebih, ekonomi para pedagang pasar sangat pas-pasan, di mana untung yang didapat hari ini dipakai untuk keperluan harian, begitu seterusnya.
"Sehingga dengan adanya kenaikan BBM itu akan menaikkan biaya hidup mereka selama yang biasanya cukup untuk satu bulan tapi karena BBM-nya naik maka akan kurang. Maka jangan heran jika harga barang pokok mahal. Itu untuk menutupi kekurangan pedapatan para pedagang," pungkasnya.
"Orang selalu berasumsi kalau kenaikan harga BBM itu pasti kebutuhan pokok harganya akan naik. Kalau prediksi kami, kemungkinan besar akan mengikuti kenaikan, itu, kita pastikan," ujar Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sudaryono saat dihubungi MNC Portal Indonesia (MPI), Senin (5/9/2022).
Menurut dia, hal itu karena imbas dari naiknya harga BBM yang mengerek biaya logistik dan akhirnya merembet pada modal pedagang.
Berdasarkan catatan APPSI, peran angkutan logistik menyumbang sekitar 2-5% dari struktur harga kebutuhan pokok.
Baca Juga
Misalnya beras harganya Rp10.000, itu sudah termasuk ongkos distribusi dari Jawa sampai ke Jakarta misalnya di kisaran Rp200-300 atau sekitar 2-3%.
"Jadi sebetulnya biaya logistik ini kalau dibandingkan dengan struktur harga yang tercapai pada komoditi tertentu itu misalnya menyumbang tidak lebih dari 5%," ucap
Sudaryono.
Lantaran faktor logistik tersebut, sambung dia, para pedagang mau tidak mau bakal menaikkan harga jualnya demi memperoleh keuntungan.
Terlebih, ekonomi para pedagang pasar sangat pas-pasan, di mana untung yang didapat hari ini dipakai untuk keperluan harian, begitu seterusnya.
"Sehingga dengan adanya kenaikan BBM itu akan menaikkan biaya hidup mereka selama yang biasanya cukup untuk satu bulan tapi karena BBM-nya naik maka akan kurang. Maka jangan heran jika harga barang pokok mahal. Itu untuk menutupi kekurangan pedapatan para pedagang," pungkasnya.
(ind)