Harga emas reli memotong penurunan terburuk
A
A
A
Sindonews.com - Harga emas berjangka kembali rebound dari level terendah dalam 34 bulan, memangkas kemerosotan kuartalan terburuk setidaknya sejak 1920.
Spot emas naik sebesar 1 persen menjadi USD1,212.38 per ounce dan diperdagangkan USD1,206.10 pada pukul 02.38 waktu Singapura. Sebelumnya, harga sempat meluncur ke angka USD1,180.50, terendah sejak Agustus 2010.
Harga turun sebesar 25 persen sejak awal April di tengah spekulasi Federal Reserve AS (Fed) akan mengurangi program stimulus. Sementara harga (logam lain) perak naik 1,9 persen menjadi USD18,838 per ounce (mengurangi penurunan kuartalan terbesar) dan platinum jatuh ke level terendah sejak Oktober 2009.
Seperti diketahui, emas dalam kerugian tahunan terbesar lebih dari tiga dekade setelah mendapatkan keuntungan selama 12 tahun (sebagai dampak pemotongan biaya pinjaman Fed dalam upaya meningkatkan perekonomian).
Analis dari Morgan Stanley kepada Credit Suisse Group AG dan Goldman Sachs Group Inc memperkirakan, dipotong bulan ini prospek pembelian aset berkurang.
"Kami sudah cukup banyak data positif dari AS dan orang masih terfokus pada stimulus, sehingga emas tertembak cukup sulit," kata Alexandra Knight, ekonom Bank Nasional Australia, seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (28/6/2013).
"Ada kehilangan kepercayaan pada emas yang terlihat dalam likuidasi ETF. Meski demikian masih ada orang yang tertarik. Namun, karena harga telah jatuh begitu banyak dan begitu cepat, mereka menunggu kondisi stabil," jelasnya.
Spot emas naik sebesar 1 persen menjadi USD1,212.38 per ounce dan diperdagangkan USD1,206.10 pada pukul 02.38 waktu Singapura. Sebelumnya, harga sempat meluncur ke angka USD1,180.50, terendah sejak Agustus 2010.
Harga turun sebesar 25 persen sejak awal April di tengah spekulasi Federal Reserve AS (Fed) akan mengurangi program stimulus. Sementara harga (logam lain) perak naik 1,9 persen menjadi USD18,838 per ounce (mengurangi penurunan kuartalan terbesar) dan platinum jatuh ke level terendah sejak Oktober 2009.
Seperti diketahui, emas dalam kerugian tahunan terbesar lebih dari tiga dekade setelah mendapatkan keuntungan selama 12 tahun (sebagai dampak pemotongan biaya pinjaman Fed dalam upaya meningkatkan perekonomian).
Analis dari Morgan Stanley kepada Credit Suisse Group AG dan Goldman Sachs Group Inc memperkirakan, dipotong bulan ini prospek pembelian aset berkurang.
"Kami sudah cukup banyak data positif dari AS dan orang masih terfokus pada stimulus, sehingga emas tertembak cukup sulit," kata Alexandra Knight, ekonom Bank Nasional Australia, seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (28/6/2013).
"Ada kehilangan kepercayaan pada emas yang terlihat dalam likuidasi ETF. Meski demikian masih ada orang yang tertarik. Namun, karena harga telah jatuh begitu banyak dan begitu cepat, mereka menunggu kondisi stabil," jelasnya.
(dmd)