Bumi Plc terbitkan SOP baru untuk BRAU
A
A
A
Sindonews.com - Menghindari risiko terjadinya kesalahan sama yang mengakibatkan hilangnya sekitar USD201 juta dalam laporan keuangan tahun buku 2012 milik PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), Bumi Plc selaku pemilik saham pengendali perseroan menetapkan standard operating procedure (SOP) baru, khusunya bagi dewan direksi BRAU.
Direktur Utama BRAU Eko Santoso mengatakan, dengan adanya SOP baru, direksi hanya berhak atas pengeluaran senilai USD1 juta dibanding sebelumnya dewan direksi memiliki kontrol atas pengeluaran perusahaan hingga USD100 juta
"Jika di atas nominal tersebut harus sepengetahuan financial controller di London," imbuhnya, akhir pekan lalu.
Dengan adanya SOP yang baru, diharapkan mampu meningkatkan transparansi keuangan BRAU kendati memang di sisi lain membuat kewenangan yang nantinya diambil dewan direksi menjadi terbatas.
Perlu diketahui, diterbitkannya SOP baru ini sekaligus mersepon laporan sebelumnya, dimana BUmi Plc pada sekitar akhir Mei merilis kinerja keuangannya. Dalam rilis tersebut, Bumi Plc menderita kerugian USD2,32 miliar, melesat 788 persen dibanding rugi bersih periode sebelumnya sebesar USD337 juta.
Pihak Bumi Plc menuding, kerugian itu dipicu oleh adanya dua pembayaran (payment) senilai USD152 juta di tahun 2012 dan USD49 juta di tahun 2011 yang tidak bisa dibuktikan secara jelas tujuan bisnisnya.
Karena itu, dewan direksi Bumi Plc lantas menyatakan dua pengeluaran senilai USD152 juta di tahun 2012 sebagai pengeluaran lain-lain atau exceptional cost pada laporan keuangannya.
Pengeluaran sebesar USD152 juta itu oleh manajemen BRAU sebelumnya dilaporkan sebagai pengeluaran untuk hauling road (jalan tambang) dan konstruksi yang sedang berlangsung senilai USD79 juta.
Selain itu, BRAU juga mencantumkan transaksi pembayaran tanah sebesar USD42 juta serta USD5 juta dicatatkan sebagai goodwill. Pengeluaran lainnya senilai USD24 juta juga dilaporkan sebagai biaya konsultasi tambahan yang kemudian direklasifikasikan sebagai biaya lain-lain.
Sedangkan, pengeluaran misterius pada tahun 2011 senilai USD49 juta oleh manajemen BRAU sebanyak USD45 juta dilaporkan sebagai reklasifikasi atas harga pokok penjualan (sale cost). Sedangkan, sekitar USD4 juta dicatatkan sebagai aset yang sedang dibangun.
Direktur Utama BRAU Eko Santoso mengatakan, dengan adanya SOP baru, direksi hanya berhak atas pengeluaran senilai USD1 juta dibanding sebelumnya dewan direksi memiliki kontrol atas pengeluaran perusahaan hingga USD100 juta
"Jika di atas nominal tersebut harus sepengetahuan financial controller di London," imbuhnya, akhir pekan lalu.
Dengan adanya SOP yang baru, diharapkan mampu meningkatkan transparansi keuangan BRAU kendati memang di sisi lain membuat kewenangan yang nantinya diambil dewan direksi menjadi terbatas.
Perlu diketahui, diterbitkannya SOP baru ini sekaligus mersepon laporan sebelumnya, dimana BUmi Plc pada sekitar akhir Mei merilis kinerja keuangannya. Dalam rilis tersebut, Bumi Plc menderita kerugian USD2,32 miliar, melesat 788 persen dibanding rugi bersih periode sebelumnya sebesar USD337 juta.
Pihak Bumi Plc menuding, kerugian itu dipicu oleh adanya dua pembayaran (payment) senilai USD152 juta di tahun 2012 dan USD49 juta di tahun 2011 yang tidak bisa dibuktikan secara jelas tujuan bisnisnya.
Karena itu, dewan direksi Bumi Plc lantas menyatakan dua pengeluaran senilai USD152 juta di tahun 2012 sebagai pengeluaran lain-lain atau exceptional cost pada laporan keuangannya.
Pengeluaran sebesar USD152 juta itu oleh manajemen BRAU sebelumnya dilaporkan sebagai pengeluaran untuk hauling road (jalan tambang) dan konstruksi yang sedang berlangsung senilai USD79 juta.
Selain itu, BRAU juga mencantumkan transaksi pembayaran tanah sebesar USD42 juta serta USD5 juta dicatatkan sebagai goodwill. Pengeluaran lainnya senilai USD24 juta juga dilaporkan sebagai biaya konsultasi tambahan yang kemudian direklasifikasikan sebagai biaya lain-lain.
Sedangkan, pengeluaran misterius pada tahun 2011 senilai USD49 juta oleh manajemen BRAU sebanyak USD45 juta dilaporkan sebagai reklasifikasi atas harga pokok penjualan (sale cost). Sedangkan, sekitar USD4 juta dicatatkan sebagai aset yang sedang dibangun.
(rna)