IHSG berpotensi rebound
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari kedua pekan ini memiliki potensi untuk berbalik arah (rebound).
Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang mengatakan bahwa data inflasi tahunan bulan Juni yang hanya sebesar 5,9 persen di bawah konsensus ekonom yang memperkirakan inflasi Juni sebesar 6,1 persen menjadi faktor penggerak IHSG dalam perdagangan hari ini.
"Saya memperkirakan ada peluang seharusnya IHSG menguat dalam perdagangan Selasa ini," prediksi dia, Selasa (2/7/2013).
Edwin memproyeksikan, IHSG akan berada pada kisaran 4.744-4.848. Pola bearish harami terbentuk atas IHSG mengindikasikan perlambatan aksi beli.
Dari luar negeri, sejumlah data ekonomi menjadi faktor pendorong Dow Jones menguat 65,36 poin (0,44 persen) ditutup pada level 14.974,96 diiringi penurunan The Vix sebesar 2,91 persen ditutup pada level 16,37.
Data-data tersebut, antara lain meningkatnya data manufacturing activity bulan Juni ke level 50,9 atau jauh di atas ekspektasi ekonom pada level 50,5 dan naiknya data construction spending bulan Mei sebesar 0,5 persen menjadi sebesar USD874,9 miliar (level tertinggi empat tahun terakhir).
Selain itu, ada juga dorongan dari menguatnya Indeks Nikkei sebagai dampak corporate sentiment di Jepang yang berubah arah menjadi positif pertama kali dalam dua tahun.
Aksi jual investor asing di masa pre-closing dicurigai untuk menjatuhkan IHSG di saat Investor asing membukukan net sell. Sebaliknya, jika investor asing membukukan net buy, maka masa pre-closing mereka gunakan untuk mengangkat IHSG.
Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang mengatakan bahwa data inflasi tahunan bulan Juni yang hanya sebesar 5,9 persen di bawah konsensus ekonom yang memperkirakan inflasi Juni sebesar 6,1 persen menjadi faktor penggerak IHSG dalam perdagangan hari ini.
"Saya memperkirakan ada peluang seharusnya IHSG menguat dalam perdagangan Selasa ini," prediksi dia, Selasa (2/7/2013).
Edwin memproyeksikan, IHSG akan berada pada kisaran 4.744-4.848. Pola bearish harami terbentuk atas IHSG mengindikasikan perlambatan aksi beli.
Dari luar negeri, sejumlah data ekonomi menjadi faktor pendorong Dow Jones menguat 65,36 poin (0,44 persen) ditutup pada level 14.974,96 diiringi penurunan The Vix sebesar 2,91 persen ditutup pada level 16,37.
Data-data tersebut, antara lain meningkatnya data manufacturing activity bulan Juni ke level 50,9 atau jauh di atas ekspektasi ekonom pada level 50,5 dan naiknya data construction spending bulan Mei sebesar 0,5 persen menjadi sebesar USD874,9 miliar (level tertinggi empat tahun terakhir).
Selain itu, ada juga dorongan dari menguatnya Indeks Nikkei sebagai dampak corporate sentiment di Jepang yang berubah arah menjadi positif pertama kali dalam dua tahun.
Aksi jual investor asing di masa pre-closing dicurigai untuk menjatuhkan IHSG di saat Investor asing membukukan net sell. Sebaliknya, jika investor asing membukukan net buy, maka masa pre-closing mereka gunakan untuk mengangkat IHSG.
(rna)