Harga meroket, pedagang ayam ancam mogok jualan

Selasa, 02 Juli 2013 - 15:29 WIB
Harga meroket, pedagang ayam ancam mogok jualan
Harga meroket, pedagang ayam ancam mogok jualan
A A A
Sindonews.com - Menjelang Ramadan, harga ayam meroket dan meresahkan masyarakat. Saat ini harga ayam kecil Rp26 ribu per kilogram (kh) di kandang.

Ketua paguyuban pedagang ayam Depok, Widodo mengungkapkan, salah satu penyebab mahalnya harga itu karena ayam juga mulai langka di peternakan. Kondisi ini sangat merugikan pedagang atau suplier.

"Kondisi seperti ini sudah benar-benar menyusahkan. Kita sudah dapat arahan untuk seluruh pedagang ayam se-Jabodetabek mogok sepekan sebelum Ramadan," katanya, Selasa (2/7/2013).

Menurutnya, kondisi mahalnya harga ayam cukup meresahkan dan merugi hingga ratusan juta rupiah. Pasalnya, pasokan ayam tidak lancar. Padahal, setiap hari harus membayar pegawai. Bahkan, pedagang lainnya juga telah menjual mobil atau tanah untuk menutupi usahanya tersebut.

"Memang harga BBM naik dan menjelang puasa. Tapi, sebenarnya ini permainan dari atas atau DOC (usaha penetasan). Misalnya, biasanya memproduksi 200 juta, namun hanya diproduksi 100 juta. Tujuannya untuk menaikkan harga ayam di pasaran," ungkap dia.

Sebenarnya, kata dia, harga normal ayam hanya Rp15 ribu di tingkat peternak sudah untung. Namun, saat ini mencapai Rp27.500 per kg. Para suplier dan pengecer mengaku dirugikan.

"Biasanya kita ngasih harga ke pedagang ayam bakar atau pecel lele Rp16 ribu per kg. Tapi, sekarang Rp26 ribu per kg. Tentu dampaknya luas. Untuk itu, kita bakal libur massal se-Jabodetabek dan tinggal menunggu arahan. Selain itu, kita juga akan audiensi dengan dewan. Usaha akan ditempuh, kalau perlu impor ayam dari luar untuk menstabilkan harga," terangnya.

Senada diutarakan Sekretaris PPAD Depok, Suyadi yang mengatakan, kenaikan harga saat ini sudah tidak wajar. Tentu, pengecer dan masyarakat juga kesulitan dengan kenaikan harga ayam.

Menurutnya, harga normal ayam di pasaran untuk ukuran 0,8 sampai 1 kg Rp18 ribu. Meski demikian, dia tetap menjalankan usaha saja. "Kalau seperti ini, kebutuhan dulu yang kita dahulukan. Kalau dibilang rugi ya pasti dan harga sudah tak masuk akal. Untuk itu, kita berharap agar harga bisa normal kembali. Kita tinggal ikut arahan paguyuban saja, mau demo atau mogok total nantinya," pungkas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6412 seconds (0.1#10.140)