Bus kayu di NTT naikkan tarif sepihak

Rabu, 03 Juli 2013 - 12:46 WIB
Bus kayu di NTT naikkan tarif sepihak
Bus kayu di NTT naikkan tarif sepihak
A A A
Sindonews.com - Kebijakan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah pusat, berimbas multi sektor. Seperti tarif transportasi, sejumlah armada angkutan pedesaan di Kabupaten Sumba Timur, NTT mengalami kenaikan.

Armada transportasi yang menjadi andalan untuk menghubungkan antar desa dan kecamatan di pedalaman dengan kota Waingapu adalah jenis bus kayu. Moda transportasi ini merupakan modifikasi truk bak kayu, yang didalamnya dibentangkan horizontal papan atau balok, untuk dijadikan bangku bagi para penumpang.

Semakin tingginya biaya operasional pasca kenaikan harga BBM mengakibatkan sejumlah supir dan pemilik moda transportasi ini menaikkan tarif angkutan secara sepihak.

Langkah untuk menaikan tarif ini, menurut para sopir menjadi satu-satunya solusia agar armada mereka bisa terus beroperasi dan tidak gulung tikar. Kenaikan tarif bervariasi, mulai 25-50 persen.

"Kalau tidak naikkan tarif, sulit kita beroperasi. Solar harganya sudah naik, ban kami harus ganti sepekan empat buah. Itupun bukan ban asli tapi ban vulkanisir," jelas Frans Hina, salah seorang sopir bus kayu di daerah tersebut, Rabu (3/7/2013).

Menurutnya, tarif kewilayah Tabundung (sekira 115 km dari kota Kabupaten) sebelumnya Rp25 ribu per orang, kini menjadi Rp30 ribu per orang. Itu pun belum termasuk barang. Untuk satu karung beras ukuran 50 Kg akan dikenakan tarif Rp10 ribu sekali angkut.

Hal yang sama juga berlaku untuk jurusan Maidang (sekitar 65 km dari kota/kabupaten). "Sekarang tarifnya 25 ribu per orang, sebelumnya Rp20 ribu. Tapi karena solar naik, tarif pun naik. Penumpang juga maklum, karena memang keadaannya seperti ini. Medan jalan sulit, BBM naik dan hanya dua bus kayu yang masuk daerah ini," jelas Opang, sopir bus kayu.

Hingga kini, pemerintah provinsi maupun Kabupaten se-NTT belum menetapkan kenaikan tarif resmi untuk tarif angkutan darat. Sejumlah warga yang ditemui berharap pemerintah segera menetapkan tarif resmi, agar kenaikan tarif tidak lagi sepihak dan menghindari kenaikan liar.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7105 seconds (0.1#10.140)