Jinakkan harga komoditas, Blitar andalkan OP
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Kabupaten Blitar mengandalkan operasi pasar (OP) untuk menjinakkan kenaikan harga jelang Ramadan, Lebaran serta pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Sebab, seperti pengalaman tahun sebelumnya, harga kebutuhan pokok naik setiap Ramadan," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Kabupaten Blitar, Maulan kepada wartawan, Kamis (4/7/2013).
Untuk wilayah timur dan selatan, operasi pasar difokuskan di pasar tradisional Wlingi dan Lodoyo. Sedangkan di wilayah barat operasi digelar di pasar Srengat dan pasar Kesamben yang berbatasan dengan Kabupaten Malang.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kabupaten Blitar, Sutopo mengatakan, operasi pasar digelar mulai 15 Juni hingga 5 Agustus. "Sebagai antisipasi terjadinya aksi borong, kita memberlakukan pembatasan," katanya.
Menurutnya, untuk setiap produk bahan kebutuhan pokok, pembeli dibatasi maksimal dua kilogram (kg). Panitia memberlakukan harga kebutuhan lebih rendah dari harga pasar.
"Misalnya harga beras Rp7.350 per kg, gula pasir Rp10 ribu per kg dan minyak goreng Rp8.500 per liter," jelas dia.
Untuk setiap hari, dinas menyediakan stok gula pasir, beras dan minyak goreng masing-masing 750 kg. "Selain membantu, operasi pasar ini sangat diminati masyarakat. Terbukti tidak sampai sehari stok yang kita sediakan habis," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Abdul Munib mengatakan, operasi pasar diharapkan memprioritaskan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Sebab tidak tertutup kemungkinan warga yang kuat secara ekonomi yang justru banyak memetik keuntungan. "Jangan sampai masyarakat yang sebenarnya membutuhkan justru terabaikan," ujarnya.
"Sebab, seperti pengalaman tahun sebelumnya, harga kebutuhan pokok naik setiap Ramadan," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Kabupaten Blitar, Maulan kepada wartawan, Kamis (4/7/2013).
Untuk wilayah timur dan selatan, operasi pasar difokuskan di pasar tradisional Wlingi dan Lodoyo. Sedangkan di wilayah barat operasi digelar di pasar Srengat dan pasar Kesamben yang berbatasan dengan Kabupaten Malang.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kabupaten Blitar, Sutopo mengatakan, operasi pasar digelar mulai 15 Juni hingga 5 Agustus. "Sebagai antisipasi terjadinya aksi borong, kita memberlakukan pembatasan," katanya.
Menurutnya, untuk setiap produk bahan kebutuhan pokok, pembeli dibatasi maksimal dua kilogram (kg). Panitia memberlakukan harga kebutuhan lebih rendah dari harga pasar.
"Misalnya harga beras Rp7.350 per kg, gula pasir Rp10 ribu per kg dan minyak goreng Rp8.500 per liter," jelas dia.
Untuk setiap hari, dinas menyediakan stok gula pasir, beras dan minyak goreng masing-masing 750 kg. "Selain membantu, operasi pasar ini sangat diminati masyarakat. Terbukti tidak sampai sehari stok yang kita sediakan habis," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Abdul Munib mengatakan, operasi pasar diharapkan memprioritaskan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Sebab tidak tertutup kemungkinan warga yang kuat secara ekonomi yang justru banyak memetik keuntungan. "Jangan sampai masyarakat yang sebenarnya membutuhkan justru terabaikan," ujarnya.
(izz)