Asuransi AXA mulai garap sektor perjalanan
A
A
A
Sindonews.com - PT Asuransi AXA Indonesia (AXA General Insurance) akan mulai menggarap sektor bisnis asuransi perjalanan. Hal ini akan dilakukan dengan menghadirkan layanan online untuk menyasar nasabah perorangan dan korporasi.
Direktur Retail AXA General Insurance Iwan Semiawan mengatakan sektor ini pada dasarnya sudah cukup lama dimiliki perseroan. Sedangkan selama ini belum tergarap karena nilai unitnya kecil. Di tahun lalu sektor ini baru menyumbang 5 persen dari total premi yang diraih perseroan, dengan pertumbuhan 30 persen dari 2011.
"Secara kontribusi untuk premi masih kecil, namun kami targetkan pertumbuhannya minimal bisa 30 persen. Kami akan menyediakan layanan online di AXA-Insurance.co.id," ujar Iwan dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (11/7/2013).
Dia juga mengatakan, potensi asuransi perjalanan tersebut mengikuti tren naiknya penawaran maskapai penerbangan dan akomodasi yang terjangkau. Masyarakat Indonesia juga semakin berminat melakukan perjalanan luar negeri untuk tujuan wisata, bisnis, ataupun sekolah.
Setidaknya dari data Asosiasi Perusahaan Agen Penjual Tiket Indonesia (ASTINDO) pada tahun lalu saja terdapat 8 juta WNI yang melakukan perjalanan ke luar negeri.
Hal ini yang memicu perseroan meluncurkan SmartTraveler untuk individu dan kelompok yang melakukan perjalanan internasional. "SmartTraveler terdaftar di seluruh kedutaan asing, dan Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH). Kami menawarkan akses online yang lebih praktis untuk melakukan klaim asuransi," ujarnya.
Selain itu, dia juga mengatakan, di tahun lalu persentase klaim untuk asuransi perjalanan hanya 30 persen. Destinasi mayoritas yang dilakukan kliennya mayoritas ke kawasan Asia dan Eropa.
Sementara untuk perjalanan rohani seperti Umroh dan Haji nilainya masih kecil, sehingga kebijakan pengurangan kuota haji berdampak signifikan. "Untuk perjalanan umroh memang nilainya kecil berbeda dengan untuk sekolah atau bisnis," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, kisaran nilai produk perjalanan yang ditawarkan mulai dari USD4 untuk satu atau empat hari, bagi yang ingin jarak dekat seperti Singapura. Hingga USD160 untuk 90 hari yang ingin bepergian jarak jauh. Selain itu perseroan juga menawarkan pembayaran dari kartu kredit dan ATM. Waktu tersibuk biasanya terjadi mengikuti musim liburan tengah tahun dan akhir tahun.
Sepanjang tahun lalu perseroan telah mencatatkan total premi bruto mencapai Rp425 miliar, dengan total premi net mencapai Rp240 miliar. Sementara total aset tahun lalu mencapai Rp442 miliar.
Direktur Retail AXA General Insurance Iwan Semiawan mengatakan sektor ini pada dasarnya sudah cukup lama dimiliki perseroan. Sedangkan selama ini belum tergarap karena nilai unitnya kecil. Di tahun lalu sektor ini baru menyumbang 5 persen dari total premi yang diraih perseroan, dengan pertumbuhan 30 persen dari 2011.
"Secara kontribusi untuk premi masih kecil, namun kami targetkan pertumbuhannya minimal bisa 30 persen. Kami akan menyediakan layanan online di AXA-Insurance.co.id," ujar Iwan dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (11/7/2013).
Dia juga mengatakan, potensi asuransi perjalanan tersebut mengikuti tren naiknya penawaran maskapai penerbangan dan akomodasi yang terjangkau. Masyarakat Indonesia juga semakin berminat melakukan perjalanan luar negeri untuk tujuan wisata, bisnis, ataupun sekolah.
Setidaknya dari data Asosiasi Perusahaan Agen Penjual Tiket Indonesia (ASTINDO) pada tahun lalu saja terdapat 8 juta WNI yang melakukan perjalanan ke luar negeri.
Hal ini yang memicu perseroan meluncurkan SmartTraveler untuk individu dan kelompok yang melakukan perjalanan internasional. "SmartTraveler terdaftar di seluruh kedutaan asing, dan Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH). Kami menawarkan akses online yang lebih praktis untuk melakukan klaim asuransi," ujarnya.
Selain itu, dia juga mengatakan, di tahun lalu persentase klaim untuk asuransi perjalanan hanya 30 persen. Destinasi mayoritas yang dilakukan kliennya mayoritas ke kawasan Asia dan Eropa.
Sementara untuk perjalanan rohani seperti Umroh dan Haji nilainya masih kecil, sehingga kebijakan pengurangan kuota haji berdampak signifikan. "Untuk perjalanan umroh memang nilainya kecil berbeda dengan untuk sekolah atau bisnis," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, kisaran nilai produk perjalanan yang ditawarkan mulai dari USD4 untuk satu atau empat hari, bagi yang ingin jarak dekat seperti Singapura. Hingga USD160 untuk 90 hari yang ingin bepergian jarak jauh. Selain itu perseroan juga menawarkan pembayaran dari kartu kredit dan ATM. Waktu tersibuk biasanya terjadi mengikuti musim liburan tengah tahun dan akhir tahun.
Sepanjang tahun lalu perseroan telah mencatatkan total premi bruto mencapai Rp425 miliar, dengan total premi net mencapai Rp240 miliar. Sementara total aset tahun lalu mencapai Rp442 miliar.
(gpr)