Pengusaha ayam di Jabar keluhkan harga
Pengusaha ayam di Jabar keluhkan harga
A
A
A
Sindonews.com - Pemprov Jawa Barat menggelar pertemuan dengan semua pihak yang terkait dengan daging ayam. Pertemuan digelar di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (15/7/2013).
Dalam pertemuan itu, semua pihak mengeluhkan harga yang sulit dikendalikan. Akibatnya harga daging ayam di pasaran melonjak tajam.
"Permintaan ayam mengalami peningkatan drastis saat memasuki Ramadan dan jelang Lebaran. Tapi meningkatnya permintaan ini tidak bisa ditutupi dengan instan," kata Heri Darmawan, perwakilan peternak ayam.
Karena tingginya permintaan, pihaknya menaikkan harga jual ayam kepada bandar. Pertimbangannya, ayam tidak bisa dipanen kapan saja. Sebab untuk bisa dipanen, ayam harus mencapai umur 30 hari.
Alasan lainnya, kenaikan harga itu sebagai antisipasi jika permintaan ayam kembali turun. Sebab ketika permintaan turun, harga ayam pasti akan turun drastis.
Pengusaha pakan ayam juga mengeluhkan tingginya harga pakan. Itu karena bahan untuk membuat pakan harganya juga melonjak.
Sementara itu, pengusaha pembibitan ayam mengaku sengaja menaikkan harga jual ayam. "Selain permintaan yang tinggi, harga pakan juga mahal," keluh Candra Gunawan, perwakilan pengusaha pembibitan ayam.
Hingga akhir pertemuan, tidak ada solusi yang disepakati semua pihak agar harga ayam kembali normal. Tapi setidaknya, ada gambaran solusi karena pemerintah akan menetapkan batas harga untuk komoditi yang terkait dengan bisnis ayam.
"Tujuannya agar ada pegangan yang jelas terkait harga yang wajar," jelas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, Ferry Sofwan.
Soal penetapan batas harga, itu menurutnya akan diberlakukan pemerintah pusat. Tapi ia mengaku belum tahu kapan itu diberlakukan.
Ferry sendiri optimis pembatasan harga itu akan berdampak positif. Harga pun diyakini tidak akan melonjak kelewatan seperti saat ini. Sebab nantinya akan ada sanksi yang menjerat pengusaha yang melanggar batas harga.
Sementara itu, harga daging ayam di Kota Bandung saat ini masih tinggi. Rata-rata harga jualnya sekira Rp35 ribu per kilogram.
Dalam pertemuan itu, semua pihak mengeluhkan harga yang sulit dikendalikan. Akibatnya harga daging ayam di pasaran melonjak tajam.
"Permintaan ayam mengalami peningkatan drastis saat memasuki Ramadan dan jelang Lebaran. Tapi meningkatnya permintaan ini tidak bisa ditutupi dengan instan," kata Heri Darmawan, perwakilan peternak ayam.
Karena tingginya permintaan, pihaknya menaikkan harga jual ayam kepada bandar. Pertimbangannya, ayam tidak bisa dipanen kapan saja. Sebab untuk bisa dipanen, ayam harus mencapai umur 30 hari.
Alasan lainnya, kenaikan harga itu sebagai antisipasi jika permintaan ayam kembali turun. Sebab ketika permintaan turun, harga ayam pasti akan turun drastis.
Pengusaha pakan ayam juga mengeluhkan tingginya harga pakan. Itu karena bahan untuk membuat pakan harganya juga melonjak.
Sementara itu, pengusaha pembibitan ayam mengaku sengaja menaikkan harga jual ayam. "Selain permintaan yang tinggi, harga pakan juga mahal," keluh Candra Gunawan, perwakilan pengusaha pembibitan ayam.
Hingga akhir pertemuan, tidak ada solusi yang disepakati semua pihak agar harga ayam kembali normal. Tapi setidaknya, ada gambaran solusi karena pemerintah akan menetapkan batas harga untuk komoditi yang terkait dengan bisnis ayam.
"Tujuannya agar ada pegangan yang jelas terkait harga yang wajar," jelas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, Ferry Sofwan.
Soal penetapan batas harga, itu menurutnya akan diberlakukan pemerintah pusat. Tapi ia mengaku belum tahu kapan itu diberlakukan.
Ferry sendiri optimis pembatasan harga itu akan berdampak positif. Harga pun diyakini tidak akan melonjak kelewatan seperti saat ini. Sebab nantinya akan ada sanksi yang menjerat pengusaha yang melanggar batas harga.
Sementara itu, harga daging ayam di Kota Bandung saat ini masih tinggi. Rata-rata harga jualnya sekira Rp35 ribu per kilogram.
(gpr)
Explore More