Sulit laku, daging impor Bulog ditolak pedagang
A
A
A
Sindonews.com - Pekan kemarin, Perum Bulog telah merealisasikan impor daging sapi. Namun, tindakan yang dilakukkan pemerintah tidak disambut positif oleh sejumlah pedagang dan pembeli di Pasar Karanganya, Jawa Tengah.
Daging hasil impor tersebut ditolak oleh sejumlah pedagangan karena susah menjualnya, atau tidak selaku dengan daging sapi pada umumnya. Selain itu, kualitas daging sapi yang terbilang buruk, menjadi alasan penolakan tersebut.
Kebijakan impor daging sapi tersebut mendapat respon yang dingin oleh para pedagang daging sapi di Pasar Karanganyar, Jawa Tengah. Pedagang menolak kebijakan tersebut, karena menganggap sia-sia dan tidak tepat dengan kondisi saat ini. Menurut para pedagang, impor yang dilakukan pemerintahtidak akan mengubah harga daging sapi yang sudah melonjak tinggi, kebijakan pemerintah ini dianggap sebagai kebijakan yang mengejar hasil instan, tanpa memikirkan perhitungan matang di pasar.
Menurut salah satu pedagang daging sapi di Pasar Karanganya, Jawa Tengah, Yatno, meroketnya harga daging sapi tidak dapat diatasi dengan mengimpor daging beku. Sebab, pembeli lebih suka dengan daging segar, karena lebih terjamin kualitasnya dibandingkan dengan daging sapi impor yang beku.
Tidak hanya masalah perbandingan kualitas, Yatno mengusulkan agar pemerintah lebih baik mengimpor sapi potong. "Kondisinya ya tidak bisa turun, tapi kalau masuknya sapi ya bisa turun harganya. Kalau di kampung itu yang laku daging segar, kalau daging beku gitu nggak mau," ujar Yatno, Jakarta, Minggu (21/7/2013).
Pada kesempatan yang sama, hal senadapun dilontarkan dari salah satu pembeli daging sapi di Pasar Karanganyar, Jawa Tengah, Ari. Dia menjelaskan ketidaktertarikannya dengan daging sapi impor. Lagi pula, kebanyakan pembeli di pasar ini kebanyakan para pedagang makanan. Bagi mereka kesegaran daging merupakan hal yang mutlak. Dengan begitu, banyak penjual makanan seperti Ari, mengaku lebih tertarik untuk membeli daging sapi lokal, dibandingkan daging impor yang sekalip[un harganya lebih murah dari harga daging sapi lokal.
"Dari kualitas saya pilih daging lokal, sama sekali tidak antusias dengan daging impor," ujar Ari.
Akan tetapi, sudah dilakukannya impor daging sapi oleh pemerintah, Pedagang mengaku tidak keberatan jika daging impor dialokasikan ke kota-kota besar. Jika stok daging di kot abesar aman, maka stok daging di daerah akan kembali normal. Saat ini, harga daging sapi di Pasar Karanganyar telah mencapai Rp95.000 per kilogram (kg). Diprediksi harga ini akan mencapai Rp100.000 lebih saat mendekati Hari Raya Lebaran atau Idul Fitri.
Daging hasil impor tersebut ditolak oleh sejumlah pedagangan karena susah menjualnya, atau tidak selaku dengan daging sapi pada umumnya. Selain itu, kualitas daging sapi yang terbilang buruk, menjadi alasan penolakan tersebut.
Kebijakan impor daging sapi tersebut mendapat respon yang dingin oleh para pedagang daging sapi di Pasar Karanganyar, Jawa Tengah. Pedagang menolak kebijakan tersebut, karena menganggap sia-sia dan tidak tepat dengan kondisi saat ini. Menurut para pedagang, impor yang dilakukan pemerintahtidak akan mengubah harga daging sapi yang sudah melonjak tinggi, kebijakan pemerintah ini dianggap sebagai kebijakan yang mengejar hasil instan, tanpa memikirkan perhitungan matang di pasar.
Menurut salah satu pedagang daging sapi di Pasar Karanganya, Jawa Tengah, Yatno, meroketnya harga daging sapi tidak dapat diatasi dengan mengimpor daging beku. Sebab, pembeli lebih suka dengan daging segar, karena lebih terjamin kualitasnya dibandingkan dengan daging sapi impor yang beku.
Tidak hanya masalah perbandingan kualitas, Yatno mengusulkan agar pemerintah lebih baik mengimpor sapi potong. "Kondisinya ya tidak bisa turun, tapi kalau masuknya sapi ya bisa turun harganya. Kalau di kampung itu yang laku daging segar, kalau daging beku gitu nggak mau," ujar Yatno, Jakarta, Minggu (21/7/2013).
Pada kesempatan yang sama, hal senadapun dilontarkan dari salah satu pembeli daging sapi di Pasar Karanganyar, Jawa Tengah, Ari. Dia menjelaskan ketidaktertarikannya dengan daging sapi impor. Lagi pula, kebanyakan pembeli di pasar ini kebanyakan para pedagang makanan. Bagi mereka kesegaran daging merupakan hal yang mutlak. Dengan begitu, banyak penjual makanan seperti Ari, mengaku lebih tertarik untuk membeli daging sapi lokal, dibandingkan daging impor yang sekalip[un harganya lebih murah dari harga daging sapi lokal.
"Dari kualitas saya pilih daging lokal, sama sekali tidak antusias dengan daging impor," ujar Ari.
Akan tetapi, sudah dilakukannya impor daging sapi oleh pemerintah, Pedagang mengaku tidak keberatan jika daging impor dialokasikan ke kota-kota besar. Jika stok daging di kot abesar aman, maka stok daging di daerah akan kembali normal. Saat ini, harga daging sapi di Pasar Karanganyar telah mencapai Rp95.000 per kilogram (kg). Diprediksi harga ini akan mencapai Rp100.000 lebih saat mendekati Hari Raya Lebaran atau Idul Fitri.
(gpr)