Laba Pepsi melonjak lebih dari perkiraan
A
A
A
Sindonews.com - Pepsi Co Inc (PEP), perusahaan makanan dan minuman ringan yang mencoba berpisah dengan investor Nelson Peltz, melaporkan kenaikan laba pada kuartal kedua (Q2) 2013 melampaui estimasi analis.
Perusahaan berbasis di New York, AS itu mencatat peningkatan laba bersih sebesar 35 persen menjadi USD2,01 miliar atau USD1,28 per saham, dari USD1,49 miliar atau 94 sen pada tahun sebelumnya.
Laba tidak termasuk beberapa item sebesar USD1,31 per saham. Sementara rata-rata estimasi dari 16 analis yang disurvei Bloomberg, Rabu (24/7/2013), sebesar USD1,19.
Hasil tersebut membantu Chief Executive Officer (CEO) Indra Nooyi menangkis tekanan dari Peltz Trian Fund Management LP untuk mengakuisisi produsen kue Mondelez International Inc (MDLZ) atau setidaknya membagi unit makanan dan minuman Pepsi Co untuk menaikan nilai. PepsiCo telah meningkatkan dominasi pangsa pasar minuman dan makanan ringan di AS selama tahun lalu.
Penjualan Pepsi naik 2,1 persen menjadi USD16,8 miliar, sesuai dengan estimasi rata-rata analis.
Volume penjualan minuman global ini, termasuk dampak dari akuisisi, divestasi dan fluktuasi mata uang asing naik 1,5 persen, sedangkan volume penjualan atas dasar itu maju 3 persen.
Perusahaan berbasis di New York, AS itu mencatat peningkatan laba bersih sebesar 35 persen menjadi USD2,01 miliar atau USD1,28 per saham, dari USD1,49 miliar atau 94 sen pada tahun sebelumnya.
Laba tidak termasuk beberapa item sebesar USD1,31 per saham. Sementara rata-rata estimasi dari 16 analis yang disurvei Bloomberg, Rabu (24/7/2013), sebesar USD1,19.
Hasil tersebut membantu Chief Executive Officer (CEO) Indra Nooyi menangkis tekanan dari Peltz Trian Fund Management LP untuk mengakuisisi produsen kue Mondelez International Inc (MDLZ) atau setidaknya membagi unit makanan dan minuman Pepsi Co untuk menaikan nilai. PepsiCo telah meningkatkan dominasi pangsa pasar minuman dan makanan ringan di AS selama tahun lalu.
Penjualan Pepsi naik 2,1 persen menjadi USD16,8 miliar, sesuai dengan estimasi rata-rata analis.
Volume penjualan minuman global ini, termasuk dampak dari akuisisi, divestasi dan fluktuasi mata uang asing naik 1,5 persen, sedangkan volume penjualan atas dasar itu maju 3 persen.
(dmd)