BMW China akan recall lebih dari 140.000 mobil
A
A
A
Sindonews.com - Perusahaan patungan China dan BMW akan me-recall lebih dari 140.000 mobil di pasar otomotif terbesar dunia akibat cacat power steering.
Administrasi Umum Pengawasan Kualitas, Inspeksi dan Karantina China mengatakan, BMW Brilliance Automotive mulai bulan depan akan menarik kembali 143.215 mobil 5-series yang dibuat dalam tiga tahun dari Agustus 2009.
Dilansir dari AFP, Senin (5/8/2013) Perusahaan patungan 50-50 dengan Brilliance China Automotive Holdings tersebut akan menggantikan sistem rusak (colokan) pada kendaraan yang dapat menyebabkan bahaya keamanan.
Rencana recall datang setelah BMW pada akhir Juli gagal mendapatkan persetujuan dari pemerintah China untuk ekspansi produksi 9,2 miliar yuan (USD1,5 miliar) di utara kota Shenyang.
Dalam pernyataan yang diumumkan pada 26 Juli, Kementerian Perlindungan Lingkungan China mengatakan, telah menolak proposal Brilliance BMW untuk memperluas fasilitas produksi karena gagal melewati tes lingkungan.
China menjadi pasar mobil terbesar di dunia pada 2009. Perusahaan konsultan McKinsey memperkirakan pasar mobil penumpang China tumbuh rata-rata 8 persen per tahun sampai 2020, saat penjualan mencapai 22 juta.
Mobil asing telah mengumumkan rencana ekspansi di China untuk mencoba merebut pangsa pasar yang lebih besar, di tengah peningkatan kekayaan negara dan memberikan konsumen lebih banyak uang untuk belanja.
Pada Juni lalu, General Motors (GM) mengumumkan akan menginvestasikan USD 11 juta di China sampai 2016, untuk membangun sebuah pabrik yang memproduksi Cadillac mewah.
Sebelumnya, Mei lalu, raksasa otomotif Jerman Volkswagen mulai membangun pabrik baru di pusat kota Changsha, yang dijadwalkan selesai pada akhir 2015, dengan kapasitas produksi tahunan sekitar 300.000 kendaraan.
Administrasi Umum Pengawasan Kualitas, Inspeksi dan Karantina China mengatakan, BMW Brilliance Automotive mulai bulan depan akan menarik kembali 143.215 mobil 5-series yang dibuat dalam tiga tahun dari Agustus 2009.
Dilansir dari AFP, Senin (5/8/2013) Perusahaan patungan 50-50 dengan Brilliance China Automotive Holdings tersebut akan menggantikan sistem rusak (colokan) pada kendaraan yang dapat menyebabkan bahaya keamanan.
Rencana recall datang setelah BMW pada akhir Juli gagal mendapatkan persetujuan dari pemerintah China untuk ekspansi produksi 9,2 miliar yuan (USD1,5 miliar) di utara kota Shenyang.
Dalam pernyataan yang diumumkan pada 26 Juli, Kementerian Perlindungan Lingkungan China mengatakan, telah menolak proposal Brilliance BMW untuk memperluas fasilitas produksi karena gagal melewati tes lingkungan.
China menjadi pasar mobil terbesar di dunia pada 2009. Perusahaan konsultan McKinsey memperkirakan pasar mobil penumpang China tumbuh rata-rata 8 persen per tahun sampai 2020, saat penjualan mencapai 22 juta.
Mobil asing telah mengumumkan rencana ekspansi di China untuk mencoba merebut pangsa pasar yang lebih besar, di tengah peningkatan kekayaan negara dan memberikan konsumen lebih banyak uang untuk belanja.
Pada Juni lalu, General Motors (GM) mengumumkan akan menginvestasikan USD 11 juta di China sampai 2016, untuk membangun sebuah pabrik yang memproduksi Cadillac mewah.
Sebelumnya, Mei lalu, raksasa otomotif Jerman Volkswagen mulai membangun pabrik baru di pusat kota Changsha, yang dijadwalkan selesai pada akhir 2015, dengan kapasitas produksi tahunan sekitar 300.000 kendaraan.
(dmd)