S&P: Perlambatan China picu resesi di Australia
A
A
A
Sindonews.com - Standard & Poor`s (S&P) memperingatkan, 'pendaratan keras' ekonomi China bisa menyebabkan pertumbuhan sebesar 5 persen, menyeret Australia ke dalam resesi dan mengirim pengangguran meroket hingga 10 persen.
S&P mengatakan, perlambatan cepat di mitra dagang utama Australia, sebagai skenario "tidak mungkin", melihat ekonomi dari pertambangan kehilangan peringkat kredit triple A-nya .
"Ketidakpastian diperbaharui seputar prospek ekonomi China adalah bayangan panjang atas prospek ekonomi Australia sendiri," tulis S&P dalam laporan terbarunya, seperti dari Straits Times.
"Sedangkan investasi pertambangan tampaknya telah mencapai puncak, dan pertumbuhan PDB Australia sedang melambat," tambahnya.
S&P menegaskan, ekonomi China melambat dan kekhawatiran dari 'hard landing' telah muncul kembali.
Diberitkan sebelumnya, pemerintah Australia memangkas pertumbuhan ekonomi dan perkiraan anggaran pendapatan, serta menegaskan retribusi baru pada deposito bank untuk membantu mencapai surplus anggaran pada tahun fiskal 2016-2017.
Bendahara Negara Chris Bowen mengatakan, pertumbuhan ekonomi Australia akan melambat menjadi 2,5 persen pada tahun keuangan saat ini untuk 30 Juni 2014, turun dari perkiraan anggaran Mei (pertumbuhan PDB sebesar 2,75 persen).
Defisit anggaran untuk tahun fiskal direvisi menjadi 30,1 miliar dolar Aus dari perkiraan pada Mei sebesar 18 miliar dolar Aus. Bowen memperkirakan pendapatan turun 33 miliar dolar Aus selama empat tahun ke depan yang memaksa pemerintah mencari jalan terbaru.
S&P mengatakan, perlambatan cepat di mitra dagang utama Australia, sebagai skenario "tidak mungkin", melihat ekonomi dari pertambangan kehilangan peringkat kredit triple A-nya .
"Ketidakpastian diperbaharui seputar prospek ekonomi China adalah bayangan panjang atas prospek ekonomi Australia sendiri," tulis S&P dalam laporan terbarunya, seperti dari Straits Times.
"Sedangkan investasi pertambangan tampaknya telah mencapai puncak, dan pertumbuhan PDB Australia sedang melambat," tambahnya.
S&P menegaskan, ekonomi China melambat dan kekhawatiran dari 'hard landing' telah muncul kembali.
Diberitkan sebelumnya, pemerintah Australia memangkas pertumbuhan ekonomi dan perkiraan anggaran pendapatan, serta menegaskan retribusi baru pada deposito bank untuk membantu mencapai surplus anggaran pada tahun fiskal 2016-2017.
Bendahara Negara Chris Bowen mengatakan, pertumbuhan ekonomi Australia akan melambat menjadi 2,5 persen pada tahun keuangan saat ini untuk 30 Juni 2014, turun dari perkiraan anggaran Mei (pertumbuhan PDB sebesar 2,75 persen).
Defisit anggaran untuk tahun fiskal direvisi menjadi 30,1 miliar dolar Aus dari perkiraan pada Mei sebesar 18 miliar dolar Aus. Bowen memperkirakan pendapatan turun 33 miliar dolar Aus selama empat tahun ke depan yang memaksa pemerintah mencari jalan terbaru.
(dmd)