Pertumbuhan jumlah orang kaya di China melambat

Kamis, 15 Agustus 2013 - 14:59 WIB
Pertumbuhan jumlah orang kaya di China melambat
Pertumbuhan jumlah orang kaya di China melambat
A A A
Sindonews.com - Jutawan di China, simbol pertumbuhan kekayaan negara pada 2012 berada pada tingkat paling lambat dalam lima tahun akibat ekonomi lemah dan pasar saham tersandung.

Dilansir dari AFP, Kamis (15/8/2013), jumlah jutawan - didefinisikan sebagai orang yang memiliki kekayaan pribadi sedikitnya 10 juta yuan (USD1,6 juta) - hanya naik tiga persen year-on-year (yoy) menjadi 1,05 juta, kata lembaga independen Hurun Research Institute dan konsultan GroupM Knowledge.

Dari survei tersebut, jumlah orang 'super kaya' di China - dengan kekayaan pribadi sedikitnya 100 juta yuan - naik hanya dua persen menjadi 64.500, juga laju paling lambat dalam lima tahun.

Perlambatan itu terjadi di saat pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia itu merosot ke level terendah dalam 13 tahun dari 7,8 persen pada 2012.

Survei menunjukkan, hanya seperempat dari jutawan China yang "sangat yakin" dengan ekonomi domestik dalam dua tahun mendatang, turun dari 28 persen pada 2011, dan hampir setengah dari responden pada 2010.

Pertumbuhan ekonomi China tergelincir lebih lanjut sebesar 7,7 persen pada periode Januari-Maret 2013 dan melambat menjadi 7,5 persen pada kuartal kedua, meningkatkan peringatan atas kemungkinan pelemahan yang lebih dalam.

Beijing, ibukota negara dan pusat politik, memiliki jumlah jutawan tertinggi sebanyak 184.000 orang atau 17,5 persen dari total orang kaya di negara tersebut.

Kelesuan di pasar bursa saham juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan lebih lambat penduduk kaya, dengan patokan indeks bursa Shanghai hanya mendapatkan 3,17 persen tahun lalu.

Sekitar 15 persen atau 160.000 jutawan di China berinvestasi di saham sebagai sumber utama kekayaan, turun lima persen dari 2011.

Real estate tetap menjadi pilihan utama investasi jutawan China di tengah upaya pemerintah mengeluarkan peraturan untuk mendinginkan pasar perumahan, dan mereka cenderung mencari investasi di luar negeri.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4655 seconds (0.1#10.140)