Cadangan devisa RI kembali melorot
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Peter Jacobs menuturkan, cadangan devisa pada akhir Juli 2013 tercatat sebesar USD92,67 miliar atau setara dengan 5,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Angka tersebut menurun dibanding pada 30 Juni 2013 sebesar USD98,1 miliar atau setara 5,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri.
"Sedangkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan dua mengalami defisit yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya," ujar dia di gedung BI, Jakarta, Kamis (15/8/2013).
Peter menyebut perbaikan NPI ditopang surplus signifikan pada Transaksi Modal dan Finansial (TMF) akibat meningkatnya aliran modal langsung (FDI) dan penerbitan meningkat relatif tinggi.
"Hal tersebut didorong oleh menurunnya ekspor karena perlambatan ekonomi global dan penurunan tajam harga komoditas global," katanya.
Ke depan, BI akan melakukan pengetatan bauran kebijakan moneter dan makroprudential serta koordinasi dengan pemerintah.
"NPI juga akan membaik ditopang penurunan defisit pada transaksi berjalan sejalan dengan dampak perlambatan permintaan domestik dan penyesuaian pada nilai tukar rupiah," pungkas Peter.
Angka tersebut menurun dibanding pada 30 Juni 2013 sebesar USD98,1 miliar atau setara 5,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri.
"Sedangkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan dua mengalami defisit yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya," ujar dia di gedung BI, Jakarta, Kamis (15/8/2013).
Peter menyebut perbaikan NPI ditopang surplus signifikan pada Transaksi Modal dan Finansial (TMF) akibat meningkatnya aliran modal langsung (FDI) dan penerbitan meningkat relatif tinggi.
"Hal tersebut didorong oleh menurunnya ekspor karena perlambatan ekonomi global dan penurunan tajam harga komoditas global," katanya.
Ke depan, BI akan melakukan pengetatan bauran kebijakan moneter dan makroprudential serta koordinasi dengan pemerintah.
"NPI juga akan membaik ditopang penurunan defisit pada transaksi berjalan sejalan dengan dampak perlambatan permintaan domestik dan penyesuaian pada nilai tukar rupiah," pungkas Peter.
(izz)