Ekspor minyak Libya merosot 70%

Sabtu, 17 Agustus 2013 - 17:10 WIB
Ekspor minyak Libya...
Ekspor minyak Libya merosot 70%
A A A
Sindonews.com - Ekspor minyak Libya hingga kini masih terganjal blokade penjaga keamanan. Hal ini membuat ekspor negara bekas rezim Moamer Khadafi itu turun hingga 70 persen sejak akhir Juli.

Pemogokan yang kini memasuki pekan ketiga datang setelah protes pertama muncul pada Juni, dan produksi hampir berhenti di terminal utama Ras Lanuf, Sedra, Brega dan Zoueitina.

Selama berminggu-minggu para penjaga telah menuduh Perdana Menteri Ali Zeidan dan Menteri Perminyakan Abdelbari al-Aroussi memberikan kontrak ekspor ilegal yang melanggar prosedur National Oil Co (NOC).

NOC bersikeras tidak ada kesalahan. Zeidan menyebutkan, sebuah kesepakatan dicapai untuk menyelidiki klaim yang dibuat oleh para penjaga. Namun, Perdana menteri juga menuduh para penjaga mencoba membuat pengiriman untuk "keuntungan mereka sendiri".

"Sekelompok penjaga di terminal minyak wilayah pusat telah memutuskan membawa kapal mereka, mengorganisir ekspor minyak untuk keuntungan sendiri," kata Zeidan, seperti dilansir AFP, Sabtu (17/8/2013).

"Setiap kapal yang tidak berada di bawah kontrak Oil Co Nasional yang mendekati terminal akan dibom dari udara dan laut," tegasnya.

Pemogokan telah memukul jatuh produksi dari 1,5 juta barel minyak per hari menjadi 500.000 barel per hari. Bahkan, pada akhir Juli jatuh ke 330.000 bph.

Libya secara keseluruhan hampir tergantung pada minyak dan gas untuk penerimaan devisa, dengan akuntansi hidrokarbon lebih 80 persen dari PDB, serta 97 persen dari total ekspor.

Sebelum pemberontakan pada 2011, produksi mencapai 1,6 juta barel per hari. Tapi, beberapa bulan setelah penggulingan rezim Kadhafi pada Oktober 2011, produksi nyaris kembali ke tingkat pra-pemberontakan.

Pemogokan telah merugikan negara Afrika Utara itu sebesar USD1,6 miliar dolar akibat pendapatan ekspor hilang sejak 25 Juli. Produsen minyak terbesar keempat di Afrika itu biasanya menghasilkan antara 55-60 miliar dinar (USD43,5 miliar-USD47,5 miliar) dari ekspor minyak.

Situasi di Libya telah memperangaruhi perdagangan minyak dunia dalam beberapa pekan. Kekhawatiran pemogokan di Libya dan kerusuhan di Mesir, mengganggu pengiriman melalui Terusan Suez, telah membuat harga minyak global naik.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0899 seconds (0.1#10.140)