Neraca Dagang Surplus, Terselamatkan Penurunan Impor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan yang kembali mengalami surplus selama sembilan bulan berturut-turut, hal ini menunjukkan pemulihan ekonomi telah sesuai dengan yang diharapkan pemerintah.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan neraca dagang Januari 2021 mengalami surplus sebesar USD1,96 miliar. Rinciannya nilai ekpor pada Januari 2021 mencapai USD15,30 miliar. Sedangkan impor capai USD13,34 miliar. Dengan demikian, surplus neraca perdagangan sudah terjadi selama sembilan bulan beruntun.
“Posisi ini jauh lebih bagus dibandingkan neraca dagang pada Januari 2020 yang memgalami defisit dan dibandingkan Januari pada tahun 2019,” ujar Suhariyanto dalam video virtual, kemarin.
Menurutnya, performa neraca dagang cukup bagus dikarenakan ekspor yang mengalami peningkatan. Adapun, dengan surplus ini menurutnya pemulihan ekonimi bisa sesuai harapan.
“Ekspor pertanian meningkat dan industri meningkat serta tambang dan performa ekspor kita jauh lebih bagus dibandingkan Januari 2020,” jelasnya.
Di berharap neraca dagang di bulan berikutnya masih akan bagus dalam mendukung pemulihan ekonomi. “Semoga kinerja neraca dagang masih tetap bagus,” harapnya.
Meskipun neraca dagang RI mengalami surplus, namun BPS mencatat nilai ekspor pada Januari 2021 yang mencapai USD15,30 miliar mengalami penurunan sebesar 7,48% dibandingkan Desember 2020. Menurut Suhariyanto penurunan ekspor ini dikarenakan sektor migas dan non migas merosot dibandingkan bulan Desember 2020. Rinciannya, sektor migas turun 13,24% hanya USD0,8 miliar sedangkan sektor non migas turun 7,11% capai USD14,42%.
Sebagai perbandingan, ekspor migas pada Desember 2020 tembus USD1,02 miliar sedangkan non migas capai USD15,52 miliar. “Ini disebabkan penurunan pada ekspor sektor migas dan non migas dan di awal Januari itu masuknya tahun baru jadi mulai bergeliat,” paparnya.
Untuk catatan, neraca dagang pada Januari 2020 naik 12,24% yaitu tembus USD13,68 miliar. “Kenaikan ini dikarenakan non migas dan migas, secara year on year ekspor mengalami peningkatan “ jelasnya.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan neraca dagang Januari 2021 mengalami surplus sebesar USD1,96 miliar. Rinciannya nilai ekpor pada Januari 2021 mencapai USD15,30 miliar. Sedangkan impor capai USD13,34 miliar. Dengan demikian, surplus neraca perdagangan sudah terjadi selama sembilan bulan beruntun.
“Posisi ini jauh lebih bagus dibandingkan neraca dagang pada Januari 2020 yang memgalami defisit dan dibandingkan Januari pada tahun 2019,” ujar Suhariyanto dalam video virtual, kemarin.
Menurutnya, performa neraca dagang cukup bagus dikarenakan ekspor yang mengalami peningkatan. Adapun, dengan surplus ini menurutnya pemulihan ekonimi bisa sesuai harapan.
“Ekspor pertanian meningkat dan industri meningkat serta tambang dan performa ekspor kita jauh lebih bagus dibandingkan Januari 2020,” jelasnya.
Di berharap neraca dagang di bulan berikutnya masih akan bagus dalam mendukung pemulihan ekonomi. “Semoga kinerja neraca dagang masih tetap bagus,” harapnya.
Meskipun neraca dagang RI mengalami surplus, namun BPS mencatat nilai ekspor pada Januari 2021 yang mencapai USD15,30 miliar mengalami penurunan sebesar 7,48% dibandingkan Desember 2020. Menurut Suhariyanto penurunan ekspor ini dikarenakan sektor migas dan non migas merosot dibandingkan bulan Desember 2020. Rinciannya, sektor migas turun 13,24% hanya USD0,8 miliar sedangkan sektor non migas turun 7,11% capai USD14,42%.
Sebagai perbandingan, ekspor migas pada Desember 2020 tembus USD1,02 miliar sedangkan non migas capai USD15,52 miliar. “Ini disebabkan penurunan pada ekspor sektor migas dan non migas dan di awal Januari itu masuknya tahun baru jadi mulai bergeliat,” paparnya.
Untuk catatan, neraca dagang pada Januari 2020 naik 12,24% yaitu tembus USD13,68 miliar. “Kenaikan ini dikarenakan non migas dan migas, secara year on year ekspor mengalami peningkatan “ jelasnya.