Chatib anggap pelemahan rupiah masih aman
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Keuangan (Menkeu), M Chatib Basri mengatakan, bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hingga menembus Rp10.451 per USD, masih aman.
Menurutnya, hanya USD yang terus mengalami penguatan dibandingkan rupiah, sedangkan mata uang negara maju lain seperti Australian Dollar cenderung melemah terhadap rupiah.
"Kalau rupiah lebih rendah dari negara lain, Anda baru datang ke saya. Jika dibandingkan penurunan mata uang Australia dengan India dan yang lainnya kita menunjukkan penguatan," ujarnya di gedung BKPM, Jakarta, Senin (19/8/2013).
Dia memberikan contoh nilai tukar Australian Dollar terhadap rupiah yang terus menunjukkan perbaikan dari waktu ke waktu.
"Australian Dollar itu beberapa waktu lalu ada di atas Rp10 ribu per Australian Dollar, sekarang sudah kembali ke kisaran Rp10 ribu," kata Chatib.
Chatib mengaku telah bertanya kepada para pengusaha soal nilai tukar rupiah. Menurutnya, para pengusaha tersebut mengaku tidak khawatir terhadap nilai tukar rupiah terhadap USD yang terus merosot.
"Tapi concern mereka itu kalau nilai tukar rupiah yang tidak stabil atau naik turun. Jadi menurut saya inilah yang paling penting," pungka Chatib.
Menurutnya, hanya USD yang terus mengalami penguatan dibandingkan rupiah, sedangkan mata uang negara maju lain seperti Australian Dollar cenderung melemah terhadap rupiah.
"Kalau rupiah lebih rendah dari negara lain, Anda baru datang ke saya. Jika dibandingkan penurunan mata uang Australia dengan India dan yang lainnya kita menunjukkan penguatan," ujarnya di gedung BKPM, Jakarta, Senin (19/8/2013).
Dia memberikan contoh nilai tukar Australian Dollar terhadap rupiah yang terus menunjukkan perbaikan dari waktu ke waktu.
"Australian Dollar itu beberapa waktu lalu ada di atas Rp10 ribu per Australian Dollar, sekarang sudah kembali ke kisaran Rp10 ribu," kata Chatib.
Chatib mengaku telah bertanya kepada para pengusaha soal nilai tukar rupiah. Menurutnya, para pengusaha tersebut mengaku tidak khawatir terhadap nilai tukar rupiah terhadap USD yang terus merosot.
"Tapi concern mereka itu kalau nilai tukar rupiah yang tidak stabil atau naik turun. Jadi menurut saya inilah yang paling penting," pungka Chatib.
(izz)