Rupiah melemah, transaksi valas malah ikut turun
A
A
A
Sindonews.com - Transaksi perdagangan valuta asing (valas) di Kota Yogyakarta cenderung turun, meski nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) melemah. Diduga, banyak masyarakat yang memegang uang dolar AS menunggu waktu yang tepat untuk menjual valas.
Marketing Agung Valas Mandiri, Husein mengatakan, pada penutupan hari ini posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia (BI) berada di level Rp10.723 per USD atau melemah signifikan sebesar 219 poin dibanding kemarin di level Rp10.504 per USD.
Kondisi ini banyak membuat masyarakat melakukan aksi menunggu untuk melepas. "Biasanya masyarakat akan menunggu pergerakan, makanya lebih sepi," kata Husein, Rabu (21/8/2013).
Masyarakat yang memegang uang dolar, banyak yang melakukan pantauan. Hari ini, pihaknya banyak mendapatkan telepon untuk sekedar menanyakan berapa nilai tukar dolar. Akibatnya, transaksi tidak begitu bagus, hanya sekitar Rp500 juta.
Padahal, dua sampai tiga hari sebelumnya transaksi bagus dan menembus angka Rp700 juta. "Sepertinya masyarakat menunggu, kapan waktu paling tepat melepas dolarnya," kata dia.
General kasir PT Barumun, Nugroho Widiatmoko mengatakan, turunnya transaksi dolar banyak dijumpai dari konsumen domestik. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara tidak masalah dan tetap stabil.
Setiap hari mereka mampu melakukan transaksi antara Rp1 miliar hingga Rp2 miliar. "Kalau domestik memang turun, tetapi asing stabil," ucapnya.
Pihaknya meyakini, penurunan transaksi ini tidak semata-mata karena pengaruh dolar yang menguat. Tetapi memang masyarakat yang memegang uang dolarnya semakin sedikit. Mereka kebanyakan telah menukarkan sebelum Lebaran.
"Kalau spekulan tidak banyak, mereka sudah tahu pergerakan dan cukup berisiko," jelasnya.
Menurutnya, penukaran yang banyak terjadi justru dari kalangan perusahaan yang melakukan transaksi dengan dolar. Porsi mereka ini jauh lebih tinggi dibandingkan perseorangan yang memegang dolar.
Marketing Agung Valas Mandiri, Husein mengatakan, pada penutupan hari ini posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia (BI) berada di level Rp10.723 per USD atau melemah signifikan sebesar 219 poin dibanding kemarin di level Rp10.504 per USD.
Kondisi ini banyak membuat masyarakat melakukan aksi menunggu untuk melepas. "Biasanya masyarakat akan menunggu pergerakan, makanya lebih sepi," kata Husein, Rabu (21/8/2013).
Masyarakat yang memegang uang dolar, banyak yang melakukan pantauan. Hari ini, pihaknya banyak mendapatkan telepon untuk sekedar menanyakan berapa nilai tukar dolar. Akibatnya, transaksi tidak begitu bagus, hanya sekitar Rp500 juta.
Padahal, dua sampai tiga hari sebelumnya transaksi bagus dan menembus angka Rp700 juta. "Sepertinya masyarakat menunggu, kapan waktu paling tepat melepas dolarnya," kata dia.
General kasir PT Barumun, Nugroho Widiatmoko mengatakan, turunnya transaksi dolar banyak dijumpai dari konsumen domestik. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara tidak masalah dan tetap stabil.
Setiap hari mereka mampu melakukan transaksi antara Rp1 miliar hingga Rp2 miliar. "Kalau domestik memang turun, tetapi asing stabil," ucapnya.
Pihaknya meyakini, penurunan transaksi ini tidak semata-mata karena pengaruh dolar yang menguat. Tetapi memang masyarakat yang memegang uang dolarnya semakin sedikit. Mereka kebanyakan telah menukarkan sebelum Lebaran.
"Kalau spekulan tidak banyak, mereka sudah tahu pergerakan dan cukup berisiko," jelasnya.
Menurutnya, penukaran yang banyak terjadi justru dari kalangan perusahaan yang melakukan transaksi dengan dolar. Porsi mereka ini jauh lebih tinggi dibandingkan perseorangan yang memegang dolar.
(izz)