APEC diminta dorong investasi di negara rawan bencana
A
A
A
Sindonews.com - Negara-negara yang tergabung dalam APEC diminta lebih mendorong arus investasi di daerah atau negara yang rawan terkena bencana alam.
Menjelang KTT APEC di Nua Dua Bali pada Oktober tahun ini, beberapa negara Asia Pasifik terus mematangkan usulan bagaimana mencapai titik tengah antara kepentingan ekonomi dan perlindungan keberlangsungan masyarakat.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Maarif dalam investasi misalnya di bidang pertambangan atau pembukaan lahan baru harus didapatkan titik tengah.
"Jangan sampai terjadi benturan kepentingan antara kepentingan ekonomi dengan kepentingan yang menjamin keberlangsungan masyarakat," ujarnya saat jumpa pers dalam pertemuan ke-7 Senior Disaster Management Official Forum (SDMOF) APEC di Kuta, Rabu (21/8/2013).
Masing-masing negara memiliki nilai-nilai lokal atau local wisdom bagaimana mengelola bumi seisinya, yang sangat diperlukan dalam upaya membantu mengurangi risiko bencana.
Bagaimana pemanfaatan teknologi modern yang ada saat ini agar bisa memadukannya dengan nilai atau kebijaksanaan lokal. Sehingga mitigasi yang dilakukan bisa mengurangi risiko akibat bencana alam.
Mitigasi dilakukan guna pengurangan risiko bencana serta kepentingan ekonomi tetap berjalan. Misalnya kerugian atau dampak bencana dahsyat Tsunami Kobe dan banjir di Thailand bisa dikurangi kerugian dan jatuhnya korban lewat upaya-upaya dan kerja sama antar negara.
"Saat ini, masih ada keraguan pihak swasta membuka investasi di daerah atau negara-negara yang rawan bencana. Ini harus dikurangi dan dicarikan jalan keluarnya," imbuh dia.
Karena itu, melalui pertemuan yang dihadiri 13 negara itu dimaksudkan untuk mencari pemikiran, jalan keluar sekaligus berbagi pengalaman antar negara dalam penanganan terhadap bencana alam dan upaya pemulihan atau recovery.
"Kita ingin meyakinkan negara-negara APEC untuk tidak ragu berinvestasi di daerah atau negara-negara yang rawan bencana alam," tuturnya.
Hasil pertemuan tersebut berupa kesepakatan dan rekomendasi dalam pengurangan risiko bencana alam akan dibawa dalam forum KTT APEC.
Di antara rekomendasi itu adalah terkait kerja sama antar negara APEC untuk implementasi teknologi, keterlibatan pihak swasta dan penguatan usaha kecil dan menengah yang tangguh menghadapi bencana.
Menjelang KTT APEC di Nua Dua Bali pada Oktober tahun ini, beberapa negara Asia Pasifik terus mematangkan usulan bagaimana mencapai titik tengah antara kepentingan ekonomi dan perlindungan keberlangsungan masyarakat.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Maarif dalam investasi misalnya di bidang pertambangan atau pembukaan lahan baru harus didapatkan titik tengah.
"Jangan sampai terjadi benturan kepentingan antara kepentingan ekonomi dengan kepentingan yang menjamin keberlangsungan masyarakat," ujarnya saat jumpa pers dalam pertemuan ke-7 Senior Disaster Management Official Forum (SDMOF) APEC di Kuta, Rabu (21/8/2013).
Masing-masing negara memiliki nilai-nilai lokal atau local wisdom bagaimana mengelola bumi seisinya, yang sangat diperlukan dalam upaya membantu mengurangi risiko bencana.
Bagaimana pemanfaatan teknologi modern yang ada saat ini agar bisa memadukannya dengan nilai atau kebijaksanaan lokal. Sehingga mitigasi yang dilakukan bisa mengurangi risiko akibat bencana alam.
Mitigasi dilakukan guna pengurangan risiko bencana serta kepentingan ekonomi tetap berjalan. Misalnya kerugian atau dampak bencana dahsyat Tsunami Kobe dan banjir di Thailand bisa dikurangi kerugian dan jatuhnya korban lewat upaya-upaya dan kerja sama antar negara.
"Saat ini, masih ada keraguan pihak swasta membuka investasi di daerah atau negara-negara yang rawan bencana. Ini harus dikurangi dan dicarikan jalan keluarnya," imbuh dia.
Karena itu, melalui pertemuan yang dihadiri 13 negara itu dimaksudkan untuk mencari pemikiran, jalan keluar sekaligus berbagi pengalaman antar negara dalam penanganan terhadap bencana alam dan upaya pemulihan atau recovery.
"Kita ingin meyakinkan negara-negara APEC untuk tidak ragu berinvestasi di daerah atau negara-negara yang rawan bencana alam," tuturnya.
Hasil pertemuan tersebut berupa kesepakatan dan rekomendasi dalam pengurangan risiko bencana alam akan dibawa dalam forum KTT APEC.
Di antara rekomendasi itu adalah terkait kerja sama antar negara APEC untuk implementasi teknologi, keterlibatan pihak swasta dan penguatan usaha kecil dan menengah yang tangguh menghadapi bencana.
(izz)