Nelayan Tambak Lorok jual 200 kg kerang hijau/hari
A
A
A
Sindonews.com - Masyarakat nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tambak Lorok, Kota Semarang memanen kerang hijau hasil budidaya. Mereka mengaku senang dengah hasil panen tahun ini yang sangat berlimpah.
Pantauan Koran Sindo, Kamis (22/8/2013), para nelayan di tempat tersebut sibuk mengangkat kerang dari tempat budidaya menuju daratan. Menggunakan kapal kecil yang biasanya digunakan melaut, mereka mengangkut kerang hijau yang jumlahnya ratusan kilogram itu.
"Ini sudah masuk musim panen, Alhamdulillah panen kali ini lumayan bagus dibanding tahun lalu," ujar Mashur, salah satu nelayan dalam kesempatan tersebut.
Dia bersama beberapa nelayan mengaku senang dengan hasil budidaya kerang hijau tahun ini dan tidak menyangka akan mendapatkan hasil berlimpah dari budidaya tersebut dari sebelumnya hanya mencari di laut.
Mashur dan beberapa nelayan lain beralih memilih membudidaya kerang hijau dibanding mencarinya di tengah laut sejak dua tahun lalu. Menurutnya, hasil budidaya lebih menjanjikan dan tidak memerlukan biaya banyak untuk bahan baker perahu.
"Sudah sejak dua tahun lalu kami membudidaya kerang hijau ini, kami membudidayakannya dan memanen hasilnya setelah empat bulan dari tanam. Ternyata hasilnya lebih besar dari melaut, untuk itu kami akan terus membudidayakannya," imbuh dia.
Menurutnya, dia mampu menjual kerang hijau saat musim panen hingga 200 kg per hari yang dijual seharga Rp3.500 sampai Rp4 ribu per kg. "Dibanding mencari kerang di laut, hasilnya jauh lebih besar budidaya sendiri. Jika mencari, sehari mungkin hanya mendapatkan 20 kg saja," pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan Anto, nelayan lainnya yang juga mengaku senang karena hasil panen kali ini berlimpah. "Setiap tahun kami bisa memanen hingga tiga kali dengan hasil yang lebih besar," kata dia.
Tidak hanya para nelayan yang senang dengan musim panen kerang hijau saat ini, ibu-ibu yang bekerja sebagai buruh titil kulit kerang (pembersih kulit kerang) juga merasakan manfaatnya. Mereka mengaku mendapatkan penghasilan tambahan dari menjadi buruh titil kerang itu.
"Kalau waktu panen seperti ini lumayan, bisa menjadi pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan," kata Sarkonah, warga Tambaklorok Kota Semarang.
Dia bersama ibu-ibu lainnya raih pendapatan tambahan setiap hari hingga Rp30 ribu. "Hasilnya sekarang lumayan, per hari bisa mendapat uang Rp30 ribu, dulu waktu belum ada budidaya kerang seperti ini, penghasilan dari titil kerang hanya Rp10 ribu," tuturnya.
Pantauan Koran Sindo, Kamis (22/8/2013), para nelayan di tempat tersebut sibuk mengangkat kerang dari tempat budidaya menuju daratan. Menggunakan kapal kecil yang biasanya digunakan melaut, mereka mengangkut kerang hijau yang jumlahnya ratusan kilogram itu.
"Ini sudah masuk musim panen, Alhamdulillah panen kali ini lumayan bagus dibanding tahun lalu," ujar Mashur, salah satu nelayan dalam kesempatan tersebut.
Dia bersama beberapa nelayan mengaku senang dengan hasil budidaya kerang hijau tahun ini dan tidak menyangka akan mendapatkan hasil berlimpah dari budidaya tersebut dari sebelumnya hanya mencari di laut.
Mashur dan beberapa nelayan lain beralih memilih membudidaya kerang hijau dibanding mencarinya di tengah laut sejak dua tahun lalu. Menurutnya, hasil budidaya lebih menjanjikan dan tidak memerlukan biaya banyak untuk bahan baker perahu.
"Sudah sejak dua tahun lalu kami membudidaya kerang hijau ini, kami membudidayakannya dan memanen hasilnya setelah empat bulan dari tanam. Ternyata hasilnya lebih besar dari melaut, untuk itu kami akan terus membudidayakannya," imbuh dia.
Menurutnya, dia mampu menjual kerang hijau saat musim panen hingga 200 kg per hari yang dijual seharga Rp3.500 sampai Rp4 ribu per kg. "Dibanding mencari kerang di laut, hasilnya jauh lebih besar budidaya sendiri. Jika mencari, sehari mungkin hanya mendapatkan 20 kg saja," pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan Anto, nelayan lainnya yang juga mengaku senang karena hasil panen kali ini berlimpah. "Setiap tahun kami bisa memanen hingga tiga kali dengan hasil yang lebih besar," kata dia.
Tidak hanya para nelayan yang senang dengan musim panen kerang hijau saat ini, ibu-ibu yang bekerja sebagai buruh titil kulit kerang (pembersih kulit kerang) juga merasakan manfaatnya. Mereka mengaku mendapatkan penghasilan tambahan dari menjadi buruh titil kerang itu.
"Kalau waktu panen seperti ini lumayan, bisa menjadi pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan," kata Sarkonah, warga Tambaklorok Kota Semarang.
Dia bersama ibu-ibu lainnya raih pendapatan tambahan setiap hari hingga Rp30 ribu. "Hasilnya sekarang lumayan, per hari bisa mendapat uang Rp30 ribu, dulu waktu belum ada budidaya kerang seperti ini, penghasilan dari titil kerang hanya Rp10 ribu," tuturnya.
(izz)