Laba bersih PetroChina semester pertama naik 5,6%
A
A
A
Sindonews.com - PetroChina melaporkan kenaikan laba bersih pada semester pertama 2013 sebesar 5,6 persen, mengutip dorongan reformasi kebijakan yang membantu mempersempit kerugian di bisnis kimia dan penyulingan.
Salah satu negara konsumen minyak terbesar di dunia itu membawa mekanisme harga BBM pada Maret, lebih sesuai standar pasar internasional. Sehingga, memberikan lebih banyak ruang bagi perusahaan minyak dalam menetapkan harga, lebih dekat dengan harga pasar.
Dalam sebuah pengajuan kepada Bursa Efek Hong Kong, PetroChina membukukan laba bersih sebesar 65,52 miliar yuan (USD10,70 miliar) untuk enam bulan yang berakhir 30 Juni, dibandingkan dengan 62,02 miliar yuan pada paruh pertama 2012.
Pendapatan naik 5,2 persen menjadi 1,10 triliun yuan, dibandingkan dengan 1,05 triliun yuan pada periode yang sama tahun lalu.
"Kelompok ini berhasil mengurangi kerugian dari penyulingan dan segmen kimia," kata Ketua Perusahaan Zhou Jiping dalam pernyataannya, seperti dilansir dari AFP, Kamis (22/8/2013).
Segmen penyulingan melihat penurunan 45 persen pada kerugian operasi menjadi 15,86 miliar yuan, dibandingkan dengan 28,88 miliar yuan pada periode yang sama tahun lalu.
Pada Maret, pemerintah Beijing membawa settingan harga BBM lebih dekat dengan standar internasional, bergoyang dari praktik lama, di mana harga domestik sering lebih rendah dari harga pasar, meremas keuntungan bagi penyuling.
Namun, PetroChina menyebutkan ketidakpastian ekonomi global, perlambatan pertumbuhan China, dan kelebihan pasokan minyak global menjadi tantangan perusahaan dalam menghadapi sisa tahun ini. "Pemulihan ekonomi global akan tetap sangat tidak pasti di paruh kedua 2013," kata Zhou.
"Pasokan di pasar minyak internasional mungkin sedikit melebihi permintaan. Harga minyak mentah kemungkinan akan terus berfluktuasi pada tingkat tinggi," tambahnya.
Di pihak lain, CNOOC, saingan utama perusahaan melaporkan laba bersih semester pertama naik sebesar 7,9 persen year-on-year (yoy) pada Selasa (20/8/2013).
Salah satu negara konsumen minyak terbesar di dunia itu membawa mekanisme harga BBM pada Maret, lebih sesuai standar pasar internasional. Sehingga, memberikan lebih banyak ruang bagi perusahaan minyak dalam menetapkan harga, lebih dekat dengan harga pasar.
Dalam sebuah pengajuan kepada Bursa Efek Hong Kong, PetroChina membukukan laba bersih sebesar 65,52 miliar yuan (USD10,70 miliar) untuk enam bulan yang berakhir 30 Juni, dibandingkan dengan 62,02 miliar yuan pada paruh pertama 2012.
Pendapatan naik 5,2 persen menjadi 1,10 triliun yuan, dibandingkan dengan 1,05 triliun yuan pada periode yang sama tahun lalu.
"Kelompok ini berhasil mengurangi kerugian dari penyulingan dan segmen kimia," kata Ketua Perusahaan Zhou Jiping dalam pernyataannya, seperti dilansir dari AFP, Kamis (22/8/2013).
Segmen penyulingan melihat penurunan 45 persen pada kerugian operasi menjadi 15,86 miliar yuan, dibandingkan dengan 28,88 miliar yuan pada periode yang sama tahun lalu.
Pada Maret, pemerintah Beijing membawa settingan harga BBM lebih dekat dengan standar internasional, bergoyang dari praktik lama, di mana harga domestik sering lebih rendah dari harga pasar, meremas keuntungan bagi penyuling.
Namun, PetroChina menyebutkan ketidakpastian ekonomi global, perlambatan pertumbuhan China, dan kelebihan pasokan minyak global menjadi tantangan perusahaan dalam menghadapi sisa tahun ini. "Pemulihan ekonomi global akan tetap sangat tidak pasti di paruh kedua 2013," kata Zhou.
"Pasokan di pasar minyak internasional mungkin sedikit melebihi permintaan. Harga minyak mentah kemungkinan akan terus berfluktuasi pada tingkat tinggi," tambahnya.
Di pihak lain, CNOOC, saingan utama perusahaan melaporkan laba bersih semester pertama naik sebesar 7,9 persen year-on-year (yoy) pada Selasa (20/8/2013).
(dmd)