Rupiah terkapar, Sulsel antisipasi PHK massal
A
A
A
Sindonews.com - Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal akibat semakin melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD), Disnaker Sulsel terus menggiatkan koordinasi dengan para perushaan yang beroperasi di Sulsel.
Langkah ini sebagai upaya antisipasi untuk menghindari terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di daerah ini menyusul kian melemahnya nilai tukar rupiah.
"Kita upayakan secara maksimal agar melemahnya rupiah tidak akan berpengaruh pada PHK massal. Dialog dengan para pengusaha dan pekerja terus dilakukan," ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Tenaga Kerja Sulsel, HM Basir, Minggu (25/8/2013).
Menurut Basir, dampak melemahnya rupiah dirasakan berbeda oleh perusahaan. Bagi yang membutuhkan bahan baku lokal, maka tidak berpengaruh secara signifikan. Namun, bagi perusahaan yang menggunakan bahan baku impor, akan merasakan imbas pelemahan rupiah.
Karena itu, dalam menyikapi kemungkinan, pihaknya meminta agar para pengusaha dan pekerja mengedepankan dan menjaga kondisi hubungan industrial di wilayah masing-masing. Perusahaan-perusahaan juga diminta untuk melakukan efisiensi biaya produksi, termasuk overhead perusahaan yang bisa dihemat.
Dia menuturkan, jika PHK memang harus dilakukan, maka perusahaan di-warning untuk tidak melakukan secara sepihak dan semena-mena. Namun harus dapat izin dari pemerintah.
"Kita berharap kondisi rupiah cepat pulih. Melemahnya rupiah ini kan hanya bersifat sementara. Kita berharap dengan efisiensi biaya opersional maka cost perusahaan dapat ditekan," jelasnya.
Dia menambahkan, khusus di Kota Makassar terdapat 6.000 perushaan. Terdiri atas perusahaan kecil, menengah, dan besar. Secara keseluruhan di Sulsel terdapat lebih dari 11 ribu perusahaan.
"Yang jelas apapun kondisinya jangan sampai merugikan pekerja. Kami terus berkoordinasi dengan perusahaan dan jika terjadi masalah tetap berkoordinasi dengan Disnaker," pungkas dia.
Langkah ini sebagai upaya antisipasi untuk menghindari terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di daerah ini menyusul kian melemahnya nilai tukar rupiah.
"Kita upayakan secara maksimal agar melemahnya rupiah tidak akan berpengaruh pada PHK massal. Dialog dengan para pengusaha dan pekerja terus dilakukan," ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Tenaga Kerja Sulsel, HM Basir, Minggu (25/8/2013).
Menurut Basir, dampak melemahnya rupiah dirasakan berbeda oleh perusahaan. Bagi yang membutuhkan bahan baku lokal, maka tidak berpengaruh secara signifikan. Namun, bagi perusahaan yang menggunakan bahan baku impor, akan merasakan imbas pelemahan rupiah.
Karena itu, dalam menyikapi kemungkinan, pihaknya meminta agar para pengusaha dan pekerja mengedepankan dan menjaga kondisi hubungan industrial di wilayah masing-masing. Perusahaan-perusahaan juga diminta untuk melakukan efisiensi biaya produksi, termasuk overhead perusahaan yang bisa dihemat.
Dia menuturkan, jika PHK memang harus dilakukan, maka perusahaan di-warning untuk tidak melakukan secara sepihak dan semena-mena. Namun harus dapat izin dari pemerintah.
"Kita berharap kondisi rupiah cepat pulih. Melemahnya rupiah ini kan hanya bersifat sementara. Kita berharap dengan efisiensi biaya opersional maka cost perusahaan dapat ditekan," jelasnya.
Dia menambahkan, khusus di Kota Makassar terdapat 6.000 perushaan. Terdiri atas perusahaan kecil, menengah, dan besar. Secara keseluruhan di Sulsel terdapat lebih dari 11 ribu perusahaan.
"Yang jelas apapun kondisinya jangan sampai merugikan pekerja. Kami terus berkoordinasi dengan perusahaan dan jika terjadi masalah tetap berkoordinasi dengan Disnaker," pungkas dia.
(izz)