Hindari kerugian, perajin tahu perkecil ukuran
A
A
A
Sindonews.com - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Seikat (USD) berimbas terhadap naiknya kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe yang sangat digemari masyarakat. Para perajin tahu dan tempe mengaku harus memutar otak agar tidak merugi akibat kenaikan harga kedelai ini.
Untuk menyiasati hal itu, di Kartasura Sukoharjo misalnya, para perajin mulai mengubah ukuran tahu menjadi lebih kecil hingga mengurangi bahan baku kedelai. Dalam satu kotak biasanya dibuat ukuran 10x10, kini dibuat menjadi 11x11 atau lebih kecil dari biasanya.
"Sedangkan untuk ukuran 16x16 sudah tidak berani dibuat karena rugi," kata perajin tahu, Suradi di Kartasura, Senin (26/8/2013).
Dari harga kedelai semula sekitar Rp7.400/kilogram (kg). Namun, dalam dua pekan terakhir naik menjadi Rp8.600/kg. Kenaikan harga ini sangat dirasakan oleh para pengrajin tahu yang setiap kali produksi hanya mendapat keuntungan tipis.
Dalam sekali masak, pengrajin biasanya mendapat selisih keuntungan sekitar Rp3.000, namun keuntungan yang diperoleh setelah harga kedelai naik menjadi Rp1.000. Kenaikan harga kedelai ini bukan yang pertama kali dirasakan oleh para pengerajin tahu, namun melemahnya rupiah terhadap USD membuat membuat mereka terpuruk.
Sementara itu, hingga saat ini belum ada solusi dari pihak terkait untuk mengatasi masalah harga kedelai yang sampai saat ini harus impor.
Untuk menyiasati hal itu, di Kartasura Sukoharjo misalnya, para perajin mulai mengubah ukuran tahu menjadi lebih kecil hingga mengurangi bahan baku kedelai. Dalam satu kotak biasanya dibuat ukuran 10x10, kini dibuat menjadi 11x11 atau lebih kecil dari biasanya.
"Sedangkan untuk ukuran 16x16 sudah tidak berani dibuat karena rugi," kata perajin tahu, Suradi di Kartasura, Senin (26/8/2013).
Dari harga kedelai semula sekitar Rp7.400/kilogram (kg). Namun, dalam dua pekan terakhir naik menjadi Rp8.600/kg. Kenaikan harga ini sangat dirasakan oleh para pengrajin tahu yang setiap kali produksi hanya mendapat keuntungan tipis.
Dalam sekali masak, pengrajin biasanya mendapat selisih keuntungan sekitar Rp3.000, namun keuntungan yang diperoleh setelah harga kedelai naik menjadi Rp1.000. Kenaikan harga kedelai ini bukan yang pertama kali dirasakan oleh para pengerajin tahu, namun melemahnya rupiah terhadap USD membuat membuat mereka terpuruk.
Sementara itu, hingga saat ini belum ada solusi dari pihak terkait untuk mengatasi masalah harga kedelai yang sampai saat ini harus impor.
(rna)