Sepi pembeli, omzet pedagang tempe anjlok 50%

Senin, 26 Agustus 2013 - 16:42 WIB
Sepi pembeli, omzet...
Sepi pembeli, omzet pedagang tempe anjlok 50%
A A A
Sindonews.com - Imbas atas kenaikan harga kedelai telah dirasakan semua kalangan. Tidak hanya produsen tempe dan tahu, namun para pedagang juga merasakan dampaknya.

Seperti dirasakan Tukirah, pedagang di Pasar Wates, Yogyakarta yang memilih membuang tempe dagangan karena tidak habis dijual. Menurutnya, sejak kenaikan harga kedelai sepekan terakhir, omzet penjualan tempe menurun drastis.

Biasanya, dia mampu mendapat Rp400 ribu sampai Rp500 ribu dalam sehari. Namun kini, omzet yang diraihnya turun 50 persen.

"Sekarang hanya dapat Rp200 ribu, separuh dari biasanya. Ini sudah berlangsung sepekan. Masyarakat yang membeli tempe mulai sedikit, akhirnya banyak yang busuk, tidak laku," kata Tukirah, Senin (26/8/2013).

Dia mengaku tidak punya banyak pilihan untuk tempe yang tidak laku. Sebab, tempe yang tidak laku dijual, secara otomatis akan berubah warna dari putih menjadi kuning pada keesokan harinya. Karena itu, dia memilih membuang tempe yang membusuk itu ke tong sampah.

Akibatnyaa, dia harus merugi Rp50 ribu sampai Rp100 ribu untuk sekitar 25-100 bungkus tempe yang tak laku. "Tempe jadi busuk karena enggak ada yang beli. Rugi juga sih tapi mau bagaimana lagi. Kan enggak ada yang mau beli tempe busuk. Jadi ya saya buang saja," terangnya.

Menurutnya, saat ini harga tempe kedelai Rp2.000 per bungkus, naik Rp200 dari sebelumnya hanya Rp1.800. Tahu putih juga naik dari Rp5 ribu menjadi Rp7 ribu per kilogram (kg). Sedangkan tahu plempung naik dari Rp16 ribu menjadi Rp20 ribu per kg.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0796 seconds (0.1#10.140)