Pembangunan jalan arteri Sulsel ditarget rampung 2016
A
A
A
Sindonews.com - Pembangunan dan pelebaran jalan arteri nasional di seluruh kabupaten kota di Sulawesi Selatan (Sulsel) ditargetkan akan rampung 2016 mendatang.
Anggota Komisi XI DPR RI Andi Rachmat mengatakan, pelebaran di jalur trans Sulawesi memang sangat mendesak. Pasalnya, saat ini alurnya dianggap cukup kecil untuk menampung arus kendaraan yang semakin padat di jalan-jalan yang menghubungkan lintas kabupaten di Sulsel.
"Kami fokus pada pelebaran jalan, jalan arterinya kecil sekali. Kita targetkan tahun 2016 semua tuntas dan sudah bisa menampung 4 jalur Mobil. Karena setiap tahun dikucurkan sekitar Rp800 miliar untuk pembangunan jalan," ungkapnya di hotel Clarion, Selasa (27/8/2013).
Tahun 2013 ini, pemerintah pusat mengalokasikan Rp936 miliar untuk jalan nasional di Sulsel. Anggaran tersebut digunakan untuk pelebaran jalan sepanjang 86 kilometer, peningkatan kapasitas 52 kilometer, pemeliharaan berkala 36 kilometer, dan sisanya untuk pemeliharaan rutin.
"Panjang jalan nasional itu mencapai 1.720 kilometer. Kami fokus pada peningkatan kapasitas jalan. Tahun ini program pelebaran jalan itu seperti pelebaran poros Maros Bantimurung hingga ke desa Samangki dari lebar 4,5 menjadi 7 meter," jelas Kepala Balai Badan Jalan Nasional (BBJN) wilayah IV Nurdin Samaila.
Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Sulsel Affandi Agusman Aris meminta pemerintah Sulsel terus mendorong peran swasta dalam melakukan investasi infrastruktur khususnya jalan. Sebab untuk perbaikan jalan dibutuhkan anggaran besar sementara kemampuan daerah hanya berkisar Rp200 miliar. Itu pun sudah termasuk perbaikan dan pembangunan jalan baru.
Sementara jika ingin bergantung kepada pemerintah pusat, anggaran biasanya diprioritaskan pada proyek atau kegiatan yang sudah ada. Oleh karena itu, diharapkan ada investasi asing untuk pembangunan infrastruktur dengan memberikan kemudahan dan fasilitas berinvestasi membangun jalan.
Selain itu, lanjut dia, pengawasan dari instansi terkait perlu dilakukan terkait alat transportasi angkutan barang yang kerap melebihi maksimal berat. Jika kondisi ini dibiarkan, maka jalan akan gampang rusak dan menguras alokasi anggaran pemeliharaan cukup tinggi.
"Mobil over kapasitas, over tonase membuat jalan gampang rusak. Karena itu harus menjadi perhatian instansi terkait," katanya.
Anggota Komisi XI DPR RI Andi Rachmat mengatakan, pelebaran di jalur trans Sulawesi memang sangat mendesak. Pasalnya, saat ini alurnya dianggap cukup kecil untuk menampung arus kendaraan yang semakin padat di jalan-jalan yang menghubungkan lintas kabupaten di Sulsel.
"Kami fokus pada pelebaran jalan, jalan arterinya kecil sekali. Kita targetkan tahun 2016 semua tuntas dan sudah bisa menampung 4 jalur Mobil. Karena setiap tahun dikucurkan sekitar Rp800 miliar untuk pembangunan jalan," ungkapnya di hotel Clarion, Selasa (27/8/2013).
Tahun 2013 ini, pemerintah pusat mengalokasikan Rp936 miliar untuk jalan nasional di Sulsel. Anggaran tersebut digunakan untuk pelebaran jalan sepanjang 86 kilometer, peningkatan kapasitas 52 kilometer, pemeliharaan berkala 36 kilometer, dan sisanya untuk pemeliharaan rutin.
"Panjang jalan nasional itu mencapai 1.720 kilometer. Kami fokus pada peningkatan kapasitas jalan. Tahun ini program pelebaran jalan itu seperti pelebaran poros Maros Bantimurung hingga ke desa Samangki dari lebar 4,5 menjadi 7 meter," jelas Kepala Balai Badan Jalan Nasional (BBJN) wilayah IV Nurdin Samaila.
Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Sulsel Affandi Agusman Aris meminta pemerintah Sulsel terus mendorong peran swasta dalam melakukan investasi infrastruktur khususnya jalan. Sebab untuk perbaikan jalan dibutuhkan anggaran besar sementara kemampuan daerah hanya berkisar Rp200 miliar. Itu pun sudah termasuk perbaikan dan pembangunan jalan baru.
Sementara jika ingin bergantung kepada pemerintah pusat, anggaran biasanya diprioritaskan pada proyek atau kegiatan yang sudah ada. Oleh karena itu, diharapkan ada investasi asing untuk pembangunan infrastruktur dengan memberikan kemudahan dan fasilitas berinvestasi membangun jalan.
Selain itu, lanjut dia, pengawasan dari instansi terkait perlu dilakukan terkait alat transportasi angkutan barang yang kerap melebihi maksimal berat. Jika kondisi ini dibiarkan, maka jalan akan gampang rusak dan menguras alokasi anggaran pemeliharaan cukup tinggi.
"Mobil over kapasitas, over tonase membuat jalan gampang rusak. Karena itu harus menjadi perhatian instansi terkait," katanya.
(gpr)