Menkeu: Pelemahan rupiah berpotensi reli ke 2014

Selasa, 27 Agustus 2013 - 15:05 WIB
Menkeu: Pelemahan rupiah...
Menkeu: Pelemahan rupiah berpotensi reli ke 2014
A A A
Sindonews.com - Menteri Keuangan M Chatib Basri memproyeksikan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada kisaran level Rp11.000/USD akan berlanjut hingga awal 2014.

"Tren pelemahan nilai tukar rupiah saat ini masih akan berlanjut hingga awal tahun 2014," ungkap Chatib di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (27/8/2013).

Merespon potensi tersebut, Chatib mengatakan, pemerintah tidak akan tinggal diam dan akan terus berupaya menjaga rupiah stabil dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan tepat.

Seperti diketahui, sudah ada empat paket kebijakan pemerintah guna menstabilkan nilai tukar rupiah. Pertama adalah untuk perbaikan defisit transaksi berjalan dan rupiah terhadap USD, yang terdiri dari pemberian insentif dan keringanan pajak kepada industri padat karya dan padat modal sebesar 30 persen hasil produksi berorentiasi ekspor.

Selanjutnya, mengupayakan penurunan impor minyak dan gas (migas) dengan pemanfaatan biodiesel, penetapan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk mobil CBU dan barang impor bermerek hingga 150 persen dan penguatan kembali ekspor mineral dengan memberikan relaksasi prosedur yang terkait dengan kuota dan clean and clear.

Kedua, kebijakan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dengan kepastian soal defisit anggaran 2,83 persen sesuai dengan target APBN-P 2013. Ketiga, terkait kebijakan untuk menjaga daya beli masyarakat.

"Pemerintah berkoordinasi dengan BI untuk menjaga gejolak harga dan inflasi. Pemerintah akan mengubah tata niaga daging sapi dan hortikultura dari impor berdasarkan kuota menjadi mekanisme impor dengan mengandalkan harga," pungkas Chatib.

Keempat adalah kebijakan untuk mempercepat investasi, dimana pemerintah akan mengefektifkan sistem layanan terpadu satu pintu perizinan investasi.

"Pemerintah juga akan mempercepat revisi peraturan daftar negatif investasi (DNI) mempercepat investasi di sektor-sektor yang berorientasi ekspor dengan memberikan insentif serta percepatan renegosiasi kontrak karya pertambangan," tutup dia.

Kurs rupiah berdasarkan data Bloomberg pukul 10.00 WIB, kurs rupiah berada di Rp11.254/USD per USD. Sementara sore kemarin, rupiah ditutup di posisi Rp10.848/USD.

Adapun data Sindonews bersumber dari Limas mencatat rupiah pagi ini diperdagangkan pada harga Rp10.848 per USD, melemah dibanding dibanding awal pekan ini di Rp10.778/USD.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6913 seconds (0.1#10.140)