ASEI ajukan pinjaman USD800 juta
A
A
A
Sindonews.com - PT Asuransi Ekspor Indonesia atau ASEI (Persero) tengah mengajukan pinjaman dari sindikasi perbankan dengan total nilai sebesar USD800 juta.
Direktur Utama ASEI Zaafril Razief Amir mengatakan, dana tersebut akan digunakan perseroan guna mendukung anak usaha, yaitu PT ASEI Bina Holding Pte Ltd (ABH). ABH bergerak dalam fasilitas perdagangan luar negeri guna memenuhi misi ASEI untuk mendukung ekspor Indonesia.
Di bawah program fasilitas perdagangan luar negeri, ABH mampu mendukung transaksi pembiayaan sebelum pengiriman (pre shipment) dan setelah pengiriman (post shipment).
“Kita akan terus mengembangkan anak usaha yang bergerak dalam bidang usaha ekspor dan impor, ABH memperoleh pendanaan dari investor di luar negeri sebesar USD500 juta, paling lambat pada Oktober kita sudah mendapatkan kepastian pinjaman tersebut,” kata Zaafril saat ditemui media di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Melalui ASEI, ABH juga memperoleh pinjaman dari sindikasi perbankan di luar negeri sebesar USD300 juta. Zaafril memastikan, dana tersebut akan diperolehnya pada pekan ini. Dengan demikian, anak usaha tersebut akan memperoleh suntikan dana Rp8 triliun dengan tujuan skim mendorong dunia usaha nasional.
“Dana tersebut akan digunakan ABH untuk membeli cash barang-barang eksportir yang telah habis term of payment-nya. Dengan pembelian barang tersebut kita akan menagih dan menjual langsung kepada eksportir,” tambah dia.
Skema tersebut, lanjut Zaafril, akan mulai diberlakukan ABH pada dua hingga tiga bulan mendatang. Perseroan tidak memberi pengecualian untuk eskportir barang tertentu selama seluruh eksportir Indonesia yang memenuhi persyaratan untuk mengajukan pendanaan melalui skema ini.
Direktur Utama ASEI Zaafril Razief Amir mengatakan, dana tersebut akan digunakan perseroan guna mendukung anak usaha, yaitu PT ASEI Bina Holding Pte Ltd (ABH). ABH bergerak dalam fasilitas perdagangan luar negeri guna memenuhi misi ASEI untuk mendukung ekspor Indonesia.
Di bawah program fasilitas perdagangan luar negeri, ABH mampu mendukung transaksi pembiayaan sebelum pengiriman (pre shipment) dan setelah pengiriman (post shipment).
“Kita akan terus mengembangkan anak usaha yang bergerak dalam bidang usaha ekspor dan impor, ABH memperoleh pendanaan dari investor di luar negeri sebesar USD500 juta, paling lambat pada Oktober kita sudah mendapatkan kepastian pinjaman tersebut,” kata Zaafril saat ditemui media di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Melalui ASEI, ABH juga memperoleh pinjaman dari sindikasi perbankan di luar negeri sebesar USD300 juta. Zaafril memastikan, dana tersebut akan diperolehnya pada pekan ini. Dengan demikian, anak usaha tersebut akan memperoleh suntikan dana Rp8 triliun dengan tujuan skim mendorong dunia usaha nasional.
“Dana tersebut akan digunakan ABH untuk membeli cash barang-barang eksportir yang telah habis term of payment-nya. Dengan pembelian barang tersebut kita akan menagih dan menjual langsung kepada eksportir,” tambah dia.
Skema tersebut, lanjut Zaafril, akan mulai diberlakukan ABH pada dua hingga tiga bulan mendatang. Perseroan tidak memberi pengecualian untuk eskportir barang tertentu selama seluruh eksportir Indonesia yang memenuhi persyaratan untuk mengajukan pendanaan melalui skema ini.
(rna)