Chatib: Paket stimulus ubah tradisi gemar berwacana
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Keuangan M Chatib Basri menyebut pemberian paket stimulus dari Kementerian Keuangan sebagai bagian dari keseluruhan paket stimulus ekonomi pemerintah cukup merubah tradisi.
Merubah tradisi yang dimaksud Chatib ialah perubahan kebiasaan pemerintah dalam menghadapi kondisi situasional utamanya terkait kondisi ekonomi dari sebelumnya gemar mengatakan 'akan' alias gemar berwacana menjadi 'sudah' atau berani mengambil tindakan.
Tentunya Chatib berharap tradisi pemerintah kali ini dapat memberikan kepercayaan pada perspektif pasar ke depannya.
"Kalau market harus punya perspektif current account deficit akan terus atau tidak. Paket ini menghilangkan tradisi 'akan dilakukan' pemerintah dan tradisi baru yaitu tradisi 'sudah dilakukan' adalah buktinya," ujar Chatib di Gedung Ditjen Pajak, Jakarta, Rabu (28/8/2013).
Chatib mengungkapkan, paket ini adalah suatu hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah terkait fiskal, sedangkan paket moneter dan pasar keuangan akan lebih banyak diambil alih oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Saya tentu tidak bisa bicara atas nama BI dan OJK. Tapi kebijakan buyback OJK dan Time Deposite BI merupakan wujud pemahaman mereka tentang apa yang berkembang di pasar keuangan," pungkas Chatib.
Merubah tradisi yang dimaksud Chatib ialah perubahan kebiasaan pemerintah dalam menghadapi kondisi situasional utamanya terkait kondisi ekonomi dari sebelumnya gemar mengatakan 'akan' alias gemar berwacana menjadi 'sudah' atau berani mengambil tindakan.
Tentunya Chatib berharap tradisi pemerintah kali ini dapat memberikan kepercayaan pada perspektif pasar ke depannya.
"Kalau market harus punya perspektif current account deficit akan terus atau tidak. Paket ini menghilangkan tradisi 'akan dilakukan' pemerintah dan tradisi baru yaitu tradisi 'sudah dilakukan' adalah buktinya," ujar Chatib di Gedung Ditjen Pajak, Jakarta, Rabu (28/8/2013).
Chatib mengungkapkan, paket ini adalah suatu hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah terkait fiskal, sedangkan paket moneter dan pasar keuangan akan lebih banyak diambil alih oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Saya tentu tidak bisa bicara atas nama BI dan OJK. Tapi kebijakan buyback OJK dan Time Deposite BI merupakan wujud pemahaman mereka tentang apa yang berkembang di pasar keuangan," pungkas Chatib.
(gpr)