Bulog inventarisir kebutuhan kedelai di lima wilayah

Rabu, 28 Agustus 2013 - 16:17 WIB
Bulog inventarisir kebutuhan...
Bulog inventarisir kebutuhan kedelai di lima wilayah
A A A
Sindonews.com - Intervensi tingginya harga kedelai, Sub Divre Badan Urusan Logistik (Bulog) Priangan mulai menginventarisir kebutuhan kedelai di lima wilayah.

Kepala Sub Divre Bulog Priangan, Dindin Syamsudin menuturkan, lima wilayah tersebut yaitu Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kota Banjar.

Pihaknya telah melakukan inventarisir kebutuhan kedelai ke sejumlah Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) di lima daerah itu selama satu pekan terakhir. "Hasilnya, kebutuhan kedelai total di lima wilayah Priangan sebanyak 3.421 ton per bulan," kata dia, Rabu (28/8/2013).

Kabupaten Garut, kata Dindin, menjadi daerah yang membutuhkan kedelai terbanyak, yaitu mencapai 1.950 ton per bulan. Sementara, Kabupaten Tasikmalaya kebutuhan kedelai mencapai 600 ton per bulan.

"Kebutuhan kedelai di Kota Tasikmalaya sebesar 450 ton, Kabupaten Ciamis 150 ton, dan Kota Banjar 271 ton. Masing-masing daerah, kebutuhan kedelainya dihitung dalam jangka waktu satu bulan," ujarnya.

Menurutnya, hasil survei ini akan dikirim ke Perum Bulog Divre Jabar. Kini, pihaknya hanya tinggal menunggu instruksi dari pusat dan Divre Jabar, apakah akan mulai melakukan pengadaan kedelai sebagai langkah intervensi harga atau tidak.

"Nanti, laporan hasil inventarisir kebutuhan kedelai yang kami kirimkan ini akan dikaji dulu oleh pusat. Berapa kuota kedelai nantinya yang akan disalurkan dari Bulog ke masyarakat. Kedelai lokal berapa, impor berapa, dari semua kebutuhan di wilayah Priangan, berapa banyak Bulog bisa menjamin kebutuhan itu. Apakah 100 persen atau 50 persen. Namun pada prinsipnya, kami selalu siap bila sudah ada instruksi dari pusat dan divre," terang Dindin.

Harga kedelai impor di Kabupaten Garut telah menembus harga Rp9.200 per kg. Seorang pedagang kedelai di Pasar Guntur Ciawitali Garut, Aceng Hendar mengaku khawatir bila harga kedelai impor terus tidak terkendali.

"Jangankan produsen tahu dan tempe. Saya selaku penjual kedelai juga ikut pusing dengan kondisi tingginya harga kedelai ini. Bagaimana tidak, omzet penjualan kedelai sekarang lesu," katanya.

Sebelumnya, kenaikan harga kedelai setidaknya sangat dirasakan para produsen tahu dan tempe di Kecamatan Kadungora, Garut. Sebanyak 11 pabrik tahu dan tempe di daerah menghentikan produksinya sementara, karena tingginya harga kedelai tersebut.
(izz)
Berita Terkait
Harga Kedelai Meroket,...
Harga Kedelai Meroket, Disperindag dan Polda Banten Sidak Gudang
Mencari Solusi Meredam...
Mencari Solusi Meredam Gejolak Harga Kedelai
Abai dengan Impor Kedelai,...
Abai dengan Impor Kedelai, Sampai Kapan?
Masih Ada Peluang Indonesia...
Masih Ada Peluang Indonesia Tak Bergantung pada Kedelai Impor
Ironi Tanaman Kedelai...
Ironi Tanaman Kedelai di Indonesia: Tanahnya Terbaik, tapi Impor Terus
Solutif! Harga Kedelai...
Solutif! Harga Kedelai Melonjak, Partai Perindo: Perbaiki Tata Kelola Impor & Tingkatkan Produksi Lokal
Berita Terkini
Canggih, Perusahaan...
Canggih, Perusahaan Ekspedisi Ini Hadirkan CEO Virtual di Indonesia
22 menit yang lalu
Bidik Pasar Singapura,...
Bidik Pasar Singapura, KIN dan Morinaga Kolaborasi Hadirkan Inovasi Susu Premium
35 menit yang lalu
Indonesia dan USTR Intensif...
Indonesia dan USTR Intensif Bahas Negosiasi Tarif dalam 60 Hari ke Depan
52 menit yang lalu
Wamen PKP Fahri Hamzah...
Wamen PKP Fahri Hamzah Blak-blakan Backlog Perumahan di Indonesia Membengkak Jadi 15 Juta
58 menit yang lalu
Elnusa Petrofin Gelar...
Elnusa Petrofin Gelar Job Fair Perkuat Pengembangan Talenta Muda
1 jam yang lalu
Meluruskan Persepsi...
Meluruskan Persepsi dan Menguak Rahasia MSG Melalui Demo Masak
2 jam yang lalu
Infografis
Ibtihal Aboussad Dipecat...
Ibtihal Aboussad Dipecat Microsoft karena Menentang Genosida di Gaza
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved