Pertumbuhan ekonomi Filipina Q2 di angka 7,5%

Kamis, 29 Agustus 2013 - 11:36 WIB
Pertumbuhan ekonomi...
Pertumbuhan ekonomi Filipina Q2 di angka 7,5%
A A A
Sindonews.com - Perekonomian Filipina mencatat pertumbuhan yang kuat pada kuartal kedua (Q2) 2013, mengikuti laju pertumbuhan China sebagai yang tercepat di Asia.

Dilansir dari Reuters, Kamis (29/8/2013), ekonomi Filipina pada kuartal kedua tumbuh sebesar 7,5 persen, di atas perkiraan pasar 7,3 persen. Namun, lebih rendah dibandingkan dengan revisi produk dometik bruto (PDB) sebesar 7,7 persen pada tiga bulan pertama tahun ini.

Laju pertumbuhan yang solid mengangkat peso dari posisi terendah dalam hampir 3 tahun dan membantu status istimewa Filipina bagi investor di tengah volatilitas pasar yang tinggi.

Filipina telah menyusul negara-negara berkembang, seperti Indonesia, sebagai tempat investasi lebih aman karena kebijaksanaan manajemen kebijakan fiskal dan moneter. Mereka juga dijamin investment grade dari lembaga pemeringkat tahun ini.

Dibanding tiga bulan sebelumnya, ekonomi pada kuartal kedua tumbuh 1,4 persen, lebih tinggi dari perkiraan 0,8 persen dalam jajak pendapat Reuters. Itu adalah laju paling lambat dalam setahun dan di bawah revisi pertumbuhan 2,3 persen pada kuartal Maret.

"Pertumbuhan terutama berasal dari belanja konsumen dan publik, serta ditopang peningkatan investasi modal tetap," kata Jose Ramon Albert, sekretaris jenderal Badan Koordinasi Statistik Nasional Filipina, sambil menambahkan bahwa sektor jasa, manufaktur dan konstruksi juga mendorong pertumbuhan.

Negara-negara di Asia Tenggara telah ditopang pertumbuhan tahunan di atas 7 persen selama empat kuartal berturut-turut. Tapi, seperti banyak negara tetangga di Asia Tenggara, Filipina belum kebal terhadap penurunan atau pengurangan dana arus global Federal Reserve AS (Fed).

Secara keseluruhan, peso turun hampir 8 persen tahun ini. Sementara ekspor dan impor turun lebih dari 4 persen pada semester pertama tahun ini. Tapi, dengan sepersepuluh dari 97 juta penduduk Filipina bekerja di luar negeri dan mengirim rata-rata USD1,7 miliar remitansi setiap bulan, permintaan domestik di negara tersebut tetap padat, membantu melindungi ekonomi dari kemerosotan perdagangan.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8740 seconds (0.1#10.140)