Pertumbuhan industri logistik melambat 30%

Kamis, 29 Agustus 2013 - 14:36 WIB
Pertumbuhan industri logistik melambat 30%
Pertumbuhan industri logistik melambat 30%
A A A
Sindonews.com - Pertumbuhan jasa pengiriman logistik melambat hingga 30 persen, pasca menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (USD) terhadap rupiah.

Gejolak kurs ini menjadi pukulan bagi sejumlah perusahaan jasa logistik, khususya yang melayani pasar internasional. Asosiasi Perusahaan Pengiriman Indonesia (Asperindo) mendesak pemerintah untuk segera mengambil kebijakan.

Ketua DPW Asperindo DIY, Marsudi mengatakan, pertumbuhan jasa pengiriman selama ini mampu tumbuh rata-rata 50 persen. Namun akibat gejolak nilai tukar rupiah,pertumbuhan tinggal 20 persen.

"Secara umum memang masih tumbuh, tetapi ada perlambatan," jelas Marsudi disela-sela syawalan dan Halal bi Halal DPW Asperindo DIY, Kamis (29/8/2013).

Menurutnya, imbas nilai tukar dolar memang tidak terjadi pada semua perusahaan. Hanya perusahaan yang bermain di pengiriman internasional saja yang banyak terkena dampak langsung. Sedangkan untuk pengiriman logistik domestik tidak banyak terpengaruh.

Selain penurunan barang kiriman, imbas dari nilai tukar dolar ini juga pada sisi tarif. Nilai tukar yang lebih besar mmebuat biaya dan beban terhadap konsumen menjadi lebih berlipat. Hal inilah menjadikan permasalahan dan menjadi pertimbangan tersendiri bagi konsumen. "Tarif menjadi salah satu faktor penyebab turunya pertumbuhan," ucapnya.

Gejolak nilai tukar, kata dia, menjadi pukulan berat bagi perusahaan ekspedisi dan logistik. Sebelumnya mereka terbebani dengan kenaikan harga BBM. Belum sembuh berjalan, mereka kembali terkena dampak nilai tukar rupiah.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4685 seconds (0.1#10.140)