Memasuki kemarau, kebutuhan beras di Priangan aman

Jum'at, 30 Agustus 2013 - 14:27 WIB
Memasuki kemarau, kebutuhan...
Memasuki kemarau, kebutuhan beras di Priangan aman
A A A
Sindonews.com - Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Priangan optimistis mampu penuhi kebutuhan beras di Priangan Timur selama musim kemarau. Kepala Bulog Sub Divre Priangan Dindin Syamsudin mengatakan, keyakinan ini setidaknya didasarkan atas tersedianya stok beras hingga Januari 2014 mendatang.

“Stok beras yang ada hingga saat ini mencapai 37.000 ton. Sementara total kebutuhan beras di lima wilayah Priangan Timur dalam satu bulannya 7.500 ton,” kata Dindin kepada wartawan, Jumat (30/8/2013).

Dengan demikian, ketersediaan stok sebanyak ini akan mampu menyuplai beras selama lima bulan kedepan meski saat ini telah memasuki musim kemarau. Ia pun menjamin tidak akan ada pihak yang akan memainkan harga dengan alasan kekosongan stok beras.

“Mudah-mudahan tidak ada yang menaikan harga dengan alasan beras sulit dicari. Sebab pemerintah bisa melakukan operasi pasar kapan pun bila diperlukan,” ujarnya.

Bukan hanya stok yang aman, menurut Dindin, target pemenuhan beras selama 2013, yaitu sebanyak 100.000 ton, pasti akan tercapai. Pasalnya, hingga Agustus pertengahan 2013 ini, pihaknya telah mengumpulkan beras sebanyak 84.000 ton.

“Di bebeberapa bulan menjelang akhir 2013 ini, kami juga yakin dapat mampu melampaui target yang ditetapkan pemerintah. Proses pengadaan beras, selalu kami lakukan di setiap harinya,” ungkapnya.

Menurut dia, Bulog Sub Divre Priangan melakukan pengadaan beras minimal sebanyak 600 ton dalam satu hari. Bila target pemenuhan beras ini dicapai, ucap Dindin, bukan tidak mungkin ketersediaan beras akan berlangsung lebih lama.

“Stok hingga Januari 2014 aman. Bila target 2013 ini kita capai, maka bukan tidak mungkin, ketersediaan stok ini akan bertambah lebih lama lagi, setidaknya hingga April 2014,” imbuhnya.

Adapun lima wilayah di Priangan Timur yang kebutuhan berasnya dipastikan akan aman ini adalah Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar. Sementara itu, memasuki awal musim kemarau, sejumlah mata air dan aliran sungai di wilayah Garut mengalami penurunan debit.

“Padahal, aliran air dari sungai dan mata air sangat dibutuhkan masyarakat, apakah untuk keperluan sehari-hari atau untuk mengairi areal pertanian,” kata Kami Mustofa (39), seorang petani asal Kecamatan Karangpawitan.

Meski demikian, lanjut Kami, penyusutan yang terjadi baru-baru ini belum terlalu berdampak bagi areal sawah yang ia tanami. Seperti diketahui, penyusutan debit air di sejumlah mata air dan sungai di wilayah Kabupaten Garut pada awal musim kemarau ini telah terjadi sekira 20-30 persen.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6307 seconds (0.1#10.140)