Hatta: Rupiah menguat setelah BI Rate dinaikkan
A
A
A
Sindonews.com - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dalam beberapa hari terakhir membuat pemerintah sibuk membuat kebijakan.
Salah satunya, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 50 basis poin menjadi 7,00 persen dari sebelumnya 6,5 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan, dengan adanya kebijakan menaikkan BI Rate tersebut, membuat perekonomian Indonesia mulai kembali normal, meskipun tidak signifikan.
"Anda bisa lihat sendiri, nilai tukar rupiah mulai menguat kembali. Begitu pula dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga sudah mulai stabil," ujarnya saat ditemui di Apron Galaktika Bandara Sultan Hasanuddin, Jumat (30/8/2013).
Menurutnya, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG), BI telah menaikkan BI Rate menjadi 7,00 persen, termasuk suku bunga lending facility (LF) sebesar 25 bps menjadi 7,00 persen, dan suku bunga deposit facility (DF) sebesar 50 bps menjadi 5,25 persen adalah kebijakan yang tepat.
Sementara, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo yang ditemui usai menjemput Hatta mengatakan, perekonomian Indonesia sudah mulai kembali normal meskipun belum berdampak besar.
Syahrul mengatakan, demi menjaga stabilitas ekonomi pemerintah pusat harus memperhatikan dan memperkuat ekonomi di daerah. Hal itu karena agar dampak pelemahan ekonomi nasional tidak berdampak pada daerah.
Syahrul pun berharap dengan dikeluarkannya empat paket kebijakan pemerintah untuk menstabilkan perekonomian nasional bisa juga berdampak dan memperkuat ekonomi daerah.
"Hingga kini, Sulsel masih belum merasakan dampak pelemahan ekonomi nasional. Hal tersebut karena Sulsel bertumpu pada ekonomi agrobisnis yang dampaknya sangat kecil jika terjadi pelamahan ekonomi nasional," jelas dia.
Dia pun berharap pemerintah secepatnya menyalurkan stimulus kepada daerah. Sehingga daerah bisa menggunakan stimulus tersebut untuk penguatan ekonomi daerah.
Salah satunya, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 50 basis poin menjadi 7,00 persen dari sebelumnya 6,5 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan, dengan adanya kebijakan menaikkan BI Rate tersebut, membuat perekonomian Indonesia mulai kembali normal, meskipun tidak signifikan.
"Anda bisa lihat sendiri, nilai tukar rupiah mulai menguat kembali. Begitu pula dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga sudah mulai stabil," ujarnya saat ditemui di Apron Galaktika Bandara Sultan Hasanuddin, Jumat (30/8/2013).
Menurutnya, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG), BI telah menaikkan BI Rate menjadi 7,00 persen, termasuk suku bunga lending facility (LF) sebesar 25 bps menjadi 7,00 persen, dan suku bunga deposit facility (DF) sebesar 50 bps menjadi 5,25 persen adalah kebijakan yang tepat.
Sementara, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo yang ditemui usai menjemput Hatta mengatakan, perekonomian Indonesia sudah mulai kembali normal meskipun belum berdampak besar.
Syahrul mengatakan, demi menjaga stabilitas ekonomi pemerintah pusat harus memperhatikan dan memperkuat ekonomi di daerah. Hal itu karena agar dampak pelemahan ekonomi nasional tidak berdampak pada daerah.
Syahrul pun berharap dengan dikeluarkannya empat paket kebijakan pemerintah untuk menstabilkan perekonomian nasional bisa juga berdampak dan memperkuat ekonomi daerah.
"Hingga kini, Sulsel masih belum merasakan dampak pelemahan ekonomi nasional. Hal tersebut karena Sulsel bertumpu pada ekonomi agrobisnis yang dampaknya sangat kecil jika terjadi pelamahan ekonomi nasional," jelas dia.
Dia pun berharap pemerintah secepatnya menyalurkan stimulus kepada daerah. Sehingga daerah bisa menggunakan stimulus tersebut untuk penguatan ekonomi daerah.
(izz)