Rupiah berpotensi menguat tipis
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada memproyeksikan, laju rupiah masih berpotensi bergerak menguat tipis di tengah rilis inflasi yang berada di bawah estimasi ditambah menguatnya sejumlah mata uang regional.
"Adanya rilis defisit perdagangan yang semakin melebar sempat melemahkan rupiah, namun terbantu dengan penguatan yuan dan euro seiring rilis kenaikan indeks manufaktur di masing-masing wilayah. Dengan penguatan mata uang Asia sedikit membantu laju penguatan rupiah meski tipis di kisaran Rp10.890-10989 per USD," kata Reza, Selasa (3/9/2013).
Rupiah juga sempat melemah setelah merespon rilis berita pada Economic Times, Sabtu (31/8/2013), dimana IMF memprediksi defisit transaksi berjalan Indonesia dapat membengkak menjadi 3,5 persen dari PDB dari prediksi sebelumnya 3,3 persen
Selain itu, IMF juga memproyeksikan penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi hanya 5,25 persen tahun ini dari prediksi awal sebesar 6,3 persen pada April. Bahkan IMF juga memprediksi inflasi akan melambung hingga angka 9,5 persen pada akhir 2013 mendatang.
"Inflasi tahunan Indonesia kemungkinan akan meningkat menjadi 9,5 persen di penghujung tahun 2013," demikian bunyi pernyataan resmi IMF dalam situs resminya.
Kemarin, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia (BI) ditutup di level Rp10.922/USD, terapresiasi 2 poin dibanding hari terakhir pekan lalu di level Rp10.924/USD.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berada di level Rp11.371/USD. Sedangkan data yahoofinance mencatat, mata uang domestik berada di Rp10.915/USD dengan kisaran Rp10.940-Rp10.978/USD.
"Adanya rilis defisit perdagangan yang semakin melebar sempat melemahkan rupiah, namun terbantu dengan penguatan yuan dan euro seiring rilis kenaikan indeks manufaktur di masing-masing wilayah. Dengan penguatan mata uang Asia sedikit membantu laju penguatan rupiah meski tipis di kisaran Rp10.890-10989 per USD," kata Reza, Selasa (3/9/2013).
Rupiah juga sempat melemah setelah merespon rilis berita pada Economic Times, Sabtu (31/8/2013), dimana IMF memprediksi defisit transaksi berjalan Indonesia dapat membengkak menjadi 3,5 persen dari PDB dari prediksi sebelumnya 3,3 persen
Selain itu, IMF juga memproyeksikan penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi hanya 5,25 persen tahun ini dari prediksi awal sebesar 6,3 persen pada April. Bahkan IMF juga memprediksi inflasi akan melambung hingga angka 9,5 persen pada akhir 2013 mendatang.
"Inflasi tahunan Indonesia kemungkinan akan meningkat menjadi 9,5 persen di penghujung tahun 2013," demikian bunyi pernyataan resmi IMF dalam situs resminya.
Kemarin, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia (BI) ditutup di level Rp10.922/USD, terapresiasi 2 poin dibanding hari terakhir pekan lalu di level Rp10.924/USD.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berada di level Rp11.371/USD. Sedangkan data yahoofinance mencatat, mata uang domestik berada di Rp10.915/USD dengan kisaran Rp10.940-Rp10.978/USD.
(rna)