Pengusaha tahu di Padang rumahkan karyawan
A
A
A
Sindonews.com - Tidak hanya di pulau Jawa, kenaikan harga kedelai juga berpengaruh di Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Di mana para pengusaha tahu di daerah ini terpaksa mengurangi produksi dan merumahkan hampir separuh karyawannya.
Hal tersebut dilakukan lantaran biaya produksi yang melambung. Salah satunya terlihat di tempat pembuatan tahu di kawasan Tabing Banda Gadang, Kecamatan Nanggalo, Padang, Sumbar. Di tempat ini, tidak tampak adanya aktifitas seperti biasanya, hanya tampak beberapa orang pekerja yang sedang bersih-bersih, karena tidak adanya produksi tahu hari ini.
Di tempat ini, biasanya dalam satu pekan bisa mendatangkan kedelai sebanyak 200 ton dari Amerika Serikat (AS), namun sejak naiknya harga impor kedelai pemilik usaha ini terpaksa harus mengurangi produksi hingga 30 persen.
Armon, pemilik tahu di daerah tersebut mengatakan, selain mengurangi produksi, pihaknya juga merumahkan separuh karyawan untuk sementara. Menurunya, kualitas kedelai lokal jauh lebih rendah dan berbeda dengan kedelai impor.
"Dan memengaruhi harga jual serta kualitas tahu yang dihasilkan natinya," kata Armon, Selasa (3/9/2013).
Di Padang, harga kedelai sebesar Rp6 ratus ribu per karung dari sebelumnya hanya Rp300 ribu per karung. Harga tahu pun melonjak hingga 50 persen.
Sehingga, kata dia, hal ini memengaruhi daya beli dipasaran. Untuk menyiasatinya, para pengusaha tahu ini mengurangi takaran kedelai untuk tahu yang dijual dipasaran.
Dia mengatakan, jika kondisi ini terus berlanjut, maka tidak menutup kemungkinan tempat usaha ini akan gulung tikar.
Hal tersebut dilakukan lantaran biaya produksi yang melambung. Salah satunya terlihat di tempat pembuatan tahu di kawasan Tabing Banda Gadang, Kecamatan Nanggalo, Padang, Sumbar. Di tempat ini, tidak tampak adanya aktifitas seperti biasanya, hanya tampak beberapa orang pekerja yang sedang bersih-bersih, karena tidak adanya produksi tahu hari ini.
Di tempat ini, biasanya dalam satu pekan bisa mendatangkan kedelai sebanyak 200 ton dari Amerika Serikat (AS), namun sejak naiknya harga impor kedelai pemilik usaha ini terpaksa harus mengurangi produksi hingga 30 persen.
Armon, pemilik tahu di daerah tersebut mengatakan, selain mengurangi produksi, pihaknya juga merumahkan separuh karyawan untuk sementara. Menurunya, kualitas kedelai lokal jauh lebih rendah dan berbeda dengan kedelai impor.
"Dan memengaruhi harga jual serta kualitas tahu yang dihasilkan natinya," kata Armon, Selasa (3/9/2013).
Di Padang, harga kedelai sebesar Rp6 ratus ribu per karung dari sebelumnya hanya Rp300 ribu per karung. Harga tahu pun melonjak hingga 50 persen.
Sehingga, kata dia, hal ini memengaruhi daya beli dipasaran. Untuk menyiasatinya, para pengusaha tahu ini mengurangi takaran kedelai untuk tahu yang dijual dipasaran.
Dia mengatakan, jika kondisi ini terus berlanjut, maka tidak menutup kemungkinan tempat usaha ini akan gulung tikar.
(izz)